Korban Banjir Aceh Bertambah, PC ISNU Pidie Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak
Ahad, 30 November 2025 | 07:00 WIB
Pidie, NU Online
Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh terus menunjukkan dampak yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data terbaru yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor mencapai 47 orang, sementara 51 orang masih dinyatakan hilang.
Data tersebut disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melalui siaran resmi akun YouTube BNPB pada Sabtu (29/11/2025). Ia menyebutkan, jumlah korban berpotensi bertambah karena proses pencarian masih berlangsung di beberapa titik.
“Aceh per sekarang ada penambahan korban. Untuk korban jiwa meninggal dunia ada 47, 51 masih hilang, dan 8 luka-luka. Ini data yang terus berkembang,” ujar Suharyanto dalam keterangannya.
Adapun sebaran korban meninggal dan hilang meliputi sejumlah kabupaten, di antaranya Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tenggara, Pidie Jaya, Bireuen, Gayo Lues, Subulussalam, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang.
Sementara jumlah pengungsi tercatat mencapai 48.887 kepala keluarga, dengan sejumlah akses antarwilayah masih terputus dan beberapa titik hanya dapat ditembus melalui pengiriman logistik udara.
Di tengah situasi tersebut, berbagai elemen masyarakat mulai bergerak memberikan dukungan, termasuk Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Pidie. Sabtu (29/11/2025).
PC ISNU Pidie menyalurkan bantuan kebutuhan pokok untuk warga terdampak banjir di Kecamatan Pidie.
Bantuan tersebut dilepas dari sekretariat PC ISNU Pidie oleh Ketua PC ISNU Tgk Nanda Saputra bersama anggota ISNU lainnya seperti Rizal Fahmi,. dan diserahkan langsung ke warga yang mengungsi di Perumahan Blang Galang.
“Bantuan ini sebagai bentuk tanggung jawab kemanusiaan dan kepedulian kami terhadap saudara-saudara yang terdampak banjir, khususnya keluarga besar ISNU Pidie,” ujarnya
Salah seorang warga terdampak, Tgk Muhammad, mengaku banjir terjadi setelah hujan mengguyur wilayah itu selama tujuh hari tanpa henti. Rumahnya di Tibang, Kemukiman Gampong Baro, terendam hingga satu meter dan menimbulkan kerugian diperkirakan mencapai tujuh juta Rupiah.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan ini. Saat ini kami mengungsi di rumah warga, dan situasi masih sulit karena banyak barang rusak,” ujarnya.
Ia juga berharap pemerintah mengawasi harga bahan pokok, karena kondisi bencana sering memicu kelangkaan dan kenaikan harga di pasaran.
Tgk Nanda mengajak masyarakat Nahdlatul Ulama dan warga Aceh yang memiliki kemampuan untuk turut serta membantu. “Ini momentum solidaritas. Kita berharap semakin banyak pihak yang tergerak,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ISNU Pidie akan terus melakukan pemantauan, pendataan, dan bila diperlukan melanjutkan bantuan tahap berikutnya bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan NU.
“Musibah ini harus menjadi pelajaran untuk memperkuat mitigasi, memperbaiki drainase, dan penataan pemukiman rawan banjir. Semoga Aceh segera pulih,” tutupnya.