Lakpesdam Gunungkidul Gelar Sarasehan, Resmikan Perpustakaan
Ahad, 27 Januari 2008 | 15:14 WIB
Keperhatinan akan kondisi NU sebagai ormas sosial keagamaan nampaknya menjadi perhatian Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU Kabupaten Gunungkidul.
NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia, nampaknya belum mampu memenuhi tuntutan sebagai organisasi yang memberdayakan atupun mewujudkan masyarakat sipil yang mandiri.<>
NU justru banyak terjebak pada persoalan politik praktis, yang tidak menguntungkan warga nahdliyin. Banyak para pengurus yang justru memanfaatkan NU untuk kepentingan pribadi dan bukan kepentingan warga yang lebih luas.
Keprihatinan tersebut di respon Lakpesdam NU Gunungkidul dalam bentuk sarasehan bertajuk “Merajut Kebersamaan untuk Mengembangkan NU di Gunungkidul”.
Di antara berbagai persoalan lain yang menjadi perhatian adalah persoalan politik menjalang 2009 yang bisa jadi menerpa NU, munculnya berbagai ideologi dan faham keislaman yang dewasa ini semakin mengkhawatirkan, serta lemahnya managerial dan kepemimpinan NU.
“Target dari sarasehan ini adalah untuk memantapkan dan meneguhkan eksistensi organisasi di tengah situasi dan perubahan di berbagai bidang, serta memberi stimulan ruang kesadaran bersama akan tanggung jawab organisasi dalam mewujudkan warga nahdliyyin dan masyarakat pada umumnya menjadi masyarakat madani”, ungkap M Zaenuri Ihsan, ketua Lakpesdam NU Gunungkidul.
Selain itu, Ihsan menambahkan ancaman umat akan berbagai aliran kepercayaan dan faham yang saat ini marak dalam masyarakat perlu mendapat perhatian. Hal ini lebih di akibatkan oleh organisasi (NU, red) yang kurang memberi perhatian terhadap warganya.
Sarasehan yang di gelar di kantor PC NU Guningkidul, Sabtu (26/1) lalu menghadirkan pembicara; Muhammad Najib, M.Si (direktor LKPSM NU DIY), KH. Drs. Suparman Abdul Manan (Rais syuriah PC NU Gunungkidul), dan Drs. H. Mustangid M.Pd (Rektor Universitas Gunungkidul).
Sarasehan ini di hadiri oleh seluruh pengurus NU, MWC, Ranting, lembaga-lembaga di bawah kepengurusan NU, dan Badan Otonom NU yang ada di Gunung Kidul.
Resmikan Perpustakaan
Selain saresehan yang menjadi acara utama tersebut, diresmikan pula perpustakaan NU yang di kelola Lakpesdam NU Gunungkidul. Peresmian tersebut ditandatangani oleh M Najib, M.Si, direktur LKPSM NU DIY.
Perpustakaan NU Gunungkidul yang di beri nama “Maktabah” Lakpesdam NU tersebut diharapkan mampu menjadi tempat baca dan sumber rujukan pengetahuan nahdliyyin seputar NU.
“Warga Nadliyyin di sini (Gunungkidul, red) sangat rendah budaya bacanya, karena memang yang dibaca tidak ada. Hadirnya perpustakaan ini, kami memiliki harapan mampu memberikan fasilitas tersebut pada warga”, tandas Ihsan. (ron)