Probolinggo, NU Online
Peluang usaha berjualan makanan di saat puasa sangat menguntungkan. Meski banyak pelaku usaha yang sama-sama membukanya, penjual makanan jadi yang biasa dimakan saat berbuka (takjil) tersebut tetap mendulang rupiah. Tidak hanya pedagangnya yang mendapatkan keuntungan, tetapi juga produsen makanan.<>
Di saat Ramadhan seperti sekarang, penjual takjil ini berjualan dalam jumlah berkelompok atau individu. Apapun bentuknya, hampir tiap kali menjelang waktu berbuka puasa, dagangan mereka laris diburu pembeli.
Juma’ati misalnya, pedagang takjil yang tiap hari berjualan di sekitar Alun-alun Kota Kraksaan. Dalam sehari ia bisa meraup omzet hingga ratusan ribu rupiah. Meskipun penjualan tajil yang dilakukannya hanya dalam waktu 3 jam, namun tidak jarang produk yang dijualnya habis dibeli.
“Alhamdulillah, jualan saya laris dan cepat laku. Banyak pengunjung yang berbelanja kesini. Sehingga saya tidak perlu menunggu lama untuk berada disini. Biasanya setelah Maghrib saya sudah bisa pulang,” ujar pedagang asal Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo tersebut.
Kepada NU Online, Rabu (17/7), Juma’ati mengaku setiap tahun berjualan di lokasi tersebut. Namun itu hanya dilakukan setiap bulan Ramadhan saja. Di luar Ramadhan, ia mengaku berjualan nasi krawu setiap hari. Tempat mangkalnya biasanya di sekitar Alun-alun Kota Kraksaan.
Di lapaknya, Juma’ati menggelar dagangannya. Yang dijual kebanyakan jenis siap saji yang sudah terbungkus. Diantaranya rujak manis, mendol, pepes, dadar jagung, sayur asem, dan sayur bening. ”Ya menu buka puasa siap saji untuk masyarakat yang tidak sempat masak karena sibuk,” jelasnya.
Juma’ati mengaku tidak mengambil keuntungan dalam jumlah besar saat berjualan takjil. Setiap item, keuntungan produk yang dijualnya mulai dari Rp250 sampai Rp1000 saja. “Itu saja sudah cukup. Daripada ngambil keuntungan banyak tetapi tidak laku ya percuma saja,” terangnya.
Lain Juma’ati lain pula Bambang, pedagang takjil asal Kecamatan Kraksaan. Sama seperti Jumaati, Bambang juga setiap tahun berjualan disitu. Berbeda dengan Jumaati, Bambang berjualan petulo, nasi kuning, rujak manis dan pepes ikan.
Menurut Bambang, dirinya cukup bersyukur dengan tambahan rejeki yang telah dilimpahkan kepadanya selama bulan suci Ramadhan. Barang dagangannya mulai ramai diserbu pembeli setelah Ashar hingga menjelang buka puasa.
Dikatakan Bambang, Ramadhan memang memberi berkah tersendiri bagi pedagang di lokasi itu. Bahkan pedagang tidak perlu berkompetisi menjajakan dagangannya. ”Karena disini kan memang aktifitas warga padat. Jadi pasti habis semua dagangannya. Apalagi takjil banyak diburu masyarakat yang tidak sempat memasak karena sibuk bekerja,” pungkasnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar