Daerah

Menyongsong Seabad NU; Momen Pertaruhan

Sabtu, 30 Maret 2013 | 12:01 WIB

Tegal, NU Online
Tiga belas tahun lagi, Nahdlatul Ulama genap seratus tahun. Apakah organisasi yang didirikan para kiai di Surabaya tahun 1926 ini akan berjaya atau tinggal cerita? Harus ditentukan dari sekarang!
<>
Pernyataan itu dikemukakan Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi pada Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) dalam rangka konsolidasi dan koordinasi para imam, khotib, dan ta’mir masjid yang diselenggarakan PC LTMNU Kabupaten Tegal di Aula Sena Ayu Graha SMKN 2 Slawi, Tegal, Sabtu, (30/3).

Momen pertaruhan itu, kita jelas harus memilih NU berjaya. Syarat untuk itu, NU tidak bisa melenggang  dengan modal seadanya, dan semangat biasanya. “Tetapi harus ada "sesuatu" yang luar biasa,”  katanya.   

“Sesuatu” itu, kata Kiai Masdar, harus dengan tekad kuat, rencana matang, strategi unggul, dan nidzam (pengorganisasian) yang kokoh. NU ke depan harus kuat karena “kanan” dan “kiri” kita juga sangat kuat.

Ia menambahkan, menyongsong seabad tersebut, NU bertolak dengan dua kaki, yaitu pesantren dan masjid. Pesantren ibarat mata air, sementara masjid adalah ladang-ladang yang akan diairi dari mata air tersebut.

Sayangnya, NU selama ini mengabaikan masjid. Hanya berjalan dengan pesantren. Ke depan harus kedua-duanya berjalan. Khusus untuk masjid, ia mempertebal pernyataan supaya menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat.  

Rapimda bertema “Mewujudkan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat” ini merupakan kerja bareng PC LTMNU Kabupaten Tegal-PP LTMNU dan PT Sinde Budi Sentosa.  

Penulis: Abdullah Alawi


Terkait