Boven Digoel, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bovel Digoel, Provinsi Papua, Kiai Sumadi Riyanto meresmikan Pencak Silat NU Pagar Nusa Cabang Boven Digoel, Selasa (9/9/2022). Peresmian turut dihadiri segenap pengurus PCNU, pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM), para sesepuh dan warga masyarakat kampung Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel.
Dalam sambutannya, Ketua PCNU menceritakan filosofi dan sejarah berdirinya Pagar Nusa sejak tahun 1986 Masehi atau 1406 Hijriah di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur. Kala itu KH Abdulloh Maksum Jauhari sebagai pendiri sekaligus Ketua Umum pertama. Pagar Nusa dapat berkembang hingga sekarang.
Baca Juga
Gus Maksum, Sang Pendekar Pagar Nusa
"Pagar Nusa adalah khasanah budaya bangsa yang luhur, senantiasa menjadi pagar/pelindung bagi organisasi Nahdlatul Ulama dan bangsa Indonesia," ujar Pengasuh Yayasan Nurush Shobahya.
"Mari pupuk rasa persaudaraan, persatuan, cinta damai, serta bersikap dan bertindak sesuai tuntunan Rasulullah SAW dan nasihat para kyai kita dalam menjaga Nusantara sebagai rumah besar kita bersama," ajak Kiai Sumadi Riyanto.
Sementara itu Rais Syuriyah PCNU Boven Digoel KH Hamid memberikan wejangan kepada generasi Pagar Nusa yang baru dibentuk tersebut.
Menurutnya pendekar Pagar Nusa harus berusaha sebaik mungkin memperindah diri dengan akhlakul karimah. Hal itu sebagai wujud dari taqarub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
"Melalui kepedulian melestarikan dan menjaga jalannya aktivitas dakwah dan ibadah Nahdliyin seperti manaqiban dan istighosah dan lain-lain," ungkapnya.
Diharapkan dengan langkah itu dapat menjadi salah satu wasilah menuju surga.
"Dan ingatlah, pahamilah bahwasannya semua anugrah, kemampuan yang Allah berikan bukan untuk menjauhi Allah. Namun, sebaliknya semua kemenangan dan pencapaian dalam khidmat kita kepada masyarakat semata-mata merupakan peparing (pemberian) Allah. Tiada yang dapat mengalahkan kecuali pertolongan dari Allah," tandasnya.
Dengan terbentuknya Pagar Nusa di Kabupaten Boven Digoel, besar harapan masyarakat di sana dapat merasakan kiprah mereka. Pagar Nusa juga sekaligus sebagai wadah olah raga dan seni bela diri warisan para wali dalam mengawal program dan paham Aswaja Anahdliyah di bumi Papua.
Sebagai catatan, seiring berkembangnya pergerakan dakwah yang dilakukan PCNU Kabupaten Boven Digoel Papua, berbagai dinamika terjadi dan telah dilalui. Tradisi NU tetap dipelihara sebagai pedoman dalam menunaikan beribadah mahdhah dan bermuamalah. Langkah yang sudah dilakukan sebelumnya adalah mendirikan masjid, sekolah, koperasi, pondok pesantren dan melaksanakan rutinan yasin dan tahlil sebagai wadah pemersatu masyarakat.
Editor: Kendi Setiawan