NU Nunukan Minta Polisi Usut Tuntas Aksi Teror Bom Molotov di Gereja KIBAID
Senin, 12 September 2022 | 08:45 WIB
Beberapa pengurus PCNU sedang bersilaturahim dengan warga sekitar Gereja KIBAID. (Foto: NU Online/Eddy Santry)
Nunukan, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Basri Lanta mengecam aksi teror pelemparan bom molotov yang dilakukan oleh orang tidak dikenal di Gereja Keratapan Injil Bangsa Indonesia (KIBAID) di Nunukan.
Ia menegaskan, aksi teror merupakan tindakan yang sangat bertentangan dengan sendi-sendi kemanusiaan, terlebih jika aksi teror tersebut menyasar tempat ibadah. Karena hal itu memantik keresahan dan mempengaruhi keharmonisan.
"Siapapun pelakunya dan apapun motifnya, kami PCNU Nunukan mengecam keras segala bentuk aksi teror terlebih yang menjadi sasaran adalah tempat ibadah," tuturnya, Ahad (11/9/2022) usai menyambangi Gereja KIBAID.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa selama ini kondisi Nunukan sangat kondusif. Karenanya ia meminta penegak hukum agar aksi teror itu diusut dengan tuntas agar tidak merusak kedamaian yang sudah lama tercipta di Nunukan.
Di samping itu, ada dampak serius yang ditimbulkan dari aksi terorisme itu, yakni sikap masyarakat yang tidak lagi saling percaya dan curiga antara satu sama lainnya.
"Untuk itu kita berharap dengan sangat kepada pihak kepolisian agar dapat mengusut dengan tuntas," tandasnya.
Baca Juga
Islam, Radikalisme, dan Terorisme
Beberapa PCNU Nunukan menyambangi Gereja KIBAID sebagai bentuk simpati sebagai sesama umat beragama. Meski lain akidah, tapi menurut Basri, semua umat beragama di Nunukan itu seperti satu tubuh. Bila satu anggota merasakan sakit, maka demikian juga akan dirasakan bagian tubuh lainnya.
Ia menambahkan, perbedaan agama tidak bisa dijadikan alasan untuk berperilaku buruk, memusuhi dan memerangi pemeluk agama lain. Dengan demikian asas hubungan antara umat Islam dengan non-Muslim bukanlah peperangan dan konflik, melainkan hubungan tersebut didasari dengan perdamaian dan hidup berdampingan secara harmonis sebagaimana yang terjadi di Nunukan selama ini.
"Islam memandang seluruh manusia, apa pun agama dan latar belakangnya, terikat dalam persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah insaniyyah) yang mengharuskan mereka saling menjaga hak-hak masing, mengasihi dan tolong-menolong," tegasnya.
Polisi tengah menyelidiki dua kejadian pelemparan bom molotov di dua rumah berbeda di Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (8/9/2022) malam. Salah satunya adalah rumah yang digunakan sebagai tempat ibadah.
Kejadian pertama berlangsung sekitar pukul 20.00 WITA. Berselang 30 menit kemudian, aksi pelemparan bom molotov kedua terjadi di rumah warga lainnya di Nunukan Barat.
"Iya benar. Kejadian pertama di rumah pribadi warga sekitar jam 8 malam. Sekitar jam 8.30 malam kejadian kedua, di rumah yang digunakan untuk tempat ibadah," kata Kapolres Nunukan AKBP Ricky Hadianto dalam pernyataannya.
Ricky menerangkan di lokasi kejadian kedua, saat kejadian ada sejumlah orang yang sedang berada di rumah.
"Kaitannya (ada orang) tinggal di situ, rumah ada yang jaga. Lokasinya persis di pinggir jalan tanpa pagar. Untuk itu kami sedang dalami, berkoordinasi dengan Polda (Polda Kalimantan Utara) dan Densus (Densus 88 Antiteror Polri) untuk mencari pelaku pelemparan," tutup Ricky.
Kontributor: Eddy Santry
Editor: Syamsul Arifin