Pacitan, NU Online
Musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi di Pacitan, menyisakan duka mendalam bagi para warga. Musibah ini disebut menjadi yang terbesar dalam kurun waktu lima puluh tahun terakhir. Akibatnya, sebanyak 25 korban meninggal dunia, yang terdiri dari enam korban banjir dan 19 korban.
Sejumlah kader NU Pacitan melakukan doa bersama untuk para korban banjir dan tanah longsor, Kamis malam (7/11). Doa bersama ini dilakukan di makam sesepuh NU Pacitan almagfurlah KH Umar Tumbu di kompleks Pesantren Nur Rohman, Njajar, Donorojo, Pacitan.
Di atas pusara makam kiai yang wafat pada Rabu 4 Januari 2017 lalu, para kader NU yang berasal dari lintas organisasi seperti GP Ansor, PMII, IPNU, dan IPPNU ini dengan Khusyuk memanjatkan doa yang didahului dengan pembacaan surat Yasin dan tahlil. Doa bersama ini dikhususkan untuk para korban meninggal dunia.
"Kami turut berbela sungkawa atas musibah banjir dan tanah longsor ini. Semoga para korban yang meninggal dunia ini diberikan husnul khatimah dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT," kata Fajar Rohmat, salah satu kader PMII.
Duka mendalam dirasakan pula oleh keluarga besar Pelajar NU Pacitan. Dimana salah satu dari korban musibah tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Kebonagung, Pacitan, salah satunya adalah Khairur Rozak. Semasa hidupnya, Rozak adalah Ketua Pengurus Komisariat IPNU SMK Nuruddolam Kebonagung.
"Kami PC IPNU-IPPNU Pacitan sangat berduka cita atas meninggalnya rekan Rozak. Kami semua sangat berduka atas kepergian Almarhum Rozak. Semoga keluarganya yang ditinggalkan diberi ketabahan," ungkap Ketua IPNU Pacitan Mawan Hardianto.
Sementara itu, berbagai bentuk bantuan untuk korban banjir dan tanah longsor masih terus mengalir ke posko bencana PCNU Pacitan. Sebagian besar bantuan ini berasal dari warga NU dan masyarakat dari berbagai daerah yang dihimpun oleh pengurus PCNU dan Banomnya.
Bantuan yang diterima PCNU Pacitan berupa logistik makanan dan pakaian layak pakai. Bantuan ini akan terus didistribusikan untuk para korban banjir dan tanah longsor di Pacitan. (Zaenal Faizin/Abdullah Alawi)