Daerah

Para Santri Manfaatkan Momen Liburan dengan Kumpul Keluarga dan Lakukan Pekerjaan Rumah

Ahad, 29 Desember 2024 | 06:00 WIB

Para Santri Manfaatkan Momen Liburan dengan Kumpul Keluarga dan Lakukan Pekerjaan Rumah

Gambar hanya sebagai ilustrasi berita. (Foto: dok. NU Online)

Pati, NU Online

Santri Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Pati, Jawa Tengah Fardhan Naufal Kurniawan memanfaatkan momen liburan akhir tahun ini untuk berkumpul bersama keluarga.


"Waktu luang yang saya miliki untuk bersama keluarga juga bersama teman-teman," ungkapnya kepada NU Online, Ahad (29/12/2024).


Ia mengungkapkan bahwa waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan teman-teman merupakan hal sangat berharga. Biasanya, ia menghabiskan untuk membincang tentang kehidupan sehari-hari di pesantren.


Menurutnya, momen liburan panjang merupakan hal menyenangkan sekaligus menjenuhkan. Menyenangkan karena momen liburan bisa digunakan untuk rehat dari sibuknya belajar di pesantren, tetapi juga menjenuhkan karena berada di rumah dalam waktu yang lama.


"Kalau di rumah saya biasanya mengaji Al-Qur'an kalau mengaji kitab (kuning) belum. Juga rehat sejenak dari kegiatan pesantren," ujarnya.


Fardhan menjelaskan kegiatan-kegiatan selama liburan kali ini. Selain memilih rehat sejenak dan menghabiskan waktu bersama keluarga, ia juga menghabiskan waktunya membantu keluarga, yakni melakukan pekerjaan rumah serta bersilaturahim ke rumah teman.


"(Yang paling berkesan di rumah) mungkin bercengkerama dan ngobrol bersama keluarga karena sudah lama di pondok dan membahas ketika di pesantren juga tentang masa depan," katanya.


Santri yang masih duduk di kelas X MA Raudlatul Ulum ini memaparkan perbedaan kehidupan di pesantren dan di rumah.


Menurutnya, kehidupan di pesantren adalah kehidupan yang ideal secara agama. Karena di sana ada aturan-aturan yang harus ditaati dan berisi rutinitas yang bagus seperti sholat berjamaah, mengaji dan belajar.


"Sejujurnya saya senang berada di mana saja baik di rumah maupun di pesantren. Kalau di pesantren itu kita dituntut untuk selalu belajar dan disiplin. Kalau di rumah itu kita istrihat dan bercengkerama bersama keluarga. Jadi ada waktunya buat serius dan santai," jelasnya.


Senada, Santri Pesantren Tahfidzul Qur'an Al Bayan, Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah Lutfi Khoirur Rohmah mengisi waktu liburan kali ini dengan bercengkerama bersama keluarga. Pertama kali pulang ke rumah, ia mengaku langsung bertemu dan mencium tangan orang tuanya.


Menurut Lutfi, momen liburan kali ini merupakan momen yang istimewa karena ia bisa berkumpul dengan keluarga secara lengkap.


"Karena di liburan sebelum-sebelumnya keluarga tidak berkumpul semua. Karena bapak saya kerja di luar kota, adik-adik saya juga mondok di luar kota juga. Jadi jarang bertemu," terangnya, pada Sabtu (29/12/2024).


Lutfi menjelaskan bahwa hal yang membuat liburan kali ini lebih mengesankan adalah karena ia bersama keluarga mengadakan acara bakar-bakaran atau sejenisnya yang membuat hubungan di keluarganya semakin intim.


Selama liburan ini, mahasiswa UIN Salatiga ini juga masih mengamalkan kegiatan-kegiatan di pesantren yakni dengan mengaji dan tadarus Al-Qur'an. Ia mengatakan bahwa kalau menerapkan secara menyeluruh kegiatan dari pesantren tidak memungkinkan karena lingkungan tidak mendukung.


"Mungkin (mengisi liburan) dengan hal-hal positif, karena pondok saya berbasis tahfidzul qur'an yang setiap semesternya ada kegiatan tasmi' (simaan 5 juz Al-Qur'an sekali duduk). Jadi harus mempersiapkan hal itu, sehingga tidak terlalu bebas liburan dengan meninggalkan kewajibannya," lanjut Lutfi.


Ia juga menjelaskan perbedaan kehidupan pesantren dan di rumah yang terletak pada rutinitas kegiatan di pesantren sudah terjadwal. Saat di rumah, kata Lutfi, santri cenderung lebih bebas bisa pergi kapan pun dan melakukan apa pun.


"Saya pribadi merasakan senang seketika pada saat di rumah, tapi dengan waktu liburan yang lama pastinya saya juga merindukan suasana pesantren apalagi sudah lama di pesantren," pungkas Lutfi.