Purworejo, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purworejo gelar halal bihalal bersama badan otonom baik tingkat cabang maupun anak cabang di PP Al-Iman Bulus Purworejo, Sabtu (15/09). <>
Selain dihadiri Pengurus NU, Muslimat, Ansor, Fatayat, IPNU, IPPNU hadir juga ulama/ kiai sepuh non-struktural, lembaga NU, Lajnah NU, Ketua STAINU dan pejabat pemerintah Kabupaten Purworejo.
Dalam sambutanya yang berapi-api, KH Habib Hasan Al-Ba'bud menegaskan peran dan kontribusi NU di Purworejo begitu nyata di masyarakat.
"Kasus Majelis Tafsir Al-Quran (MTA) beberapa waktu lalu yang hampir membuat geger karena cara dakwahnya yang meresahkan, Alhamdulillah bisa kita tangani dengan kepala dingin dan cara yang santun. Jika saja NU diam saja, bisa saja kasus tersebut menimbulkan konflik dan pertikaian horizontal," ungkapnya didepan 800-an pengurus NU dan Badan Otonomnya.
Dalam ceramahnya, KH Said Asrori memaparkan uniknya NU yang keberadaannya menjadi kekuatan Islam terbesar saat ini.
"Kekuatan Islam yang menjadi mayoritas hari ini adalah di Indonesia dan merekapun rata-rata NU yang mewarisi ajaran Walisongo. Kenapa bisa besar? Oleh karena ulama nusantara selain cerdas juga bijaksana. Para ulama bisa berdialog dengan masyarakat beserta budayanya, hingga tak heran kalau musim haji kita bisa melihat jamaah yang paling besar adalah Indonesia. Jadi tak heran kalau besok di syurga kebanyakan penghuninya adalah orang NU," ungkapnya disambut gelak tawa hadirin.
Adapun dalam ranah berbangsa dan bernegara, lanjutnya, NU telah meletakkan dasar beragama dan bernegara.
"KH Wahid Hasyim dulu ikut merumuskan Pancasila dan menginisiasi lahirnya PTAIN (sekarang UIN) dan Departemen Agama. Semua itu manfaatnya masih bita kita rasakan sampai saat ini. Selaku pelayan masyarakat, kita hendaknya meneruskan perjuangan tersebut dan terus-menerus mengupayakan kemaslahatan umat," ungkapnya.
Selain itu, imbuhnya, para tokoh NU juga harus bisa menyelesaikan masalah-masalah baru yang berkembang di masyarakat serta dapat menjadi pengayom bagi semua kalangan.
Acara berjalan dengan tertib, aman dan lancar dengan pengawalan 200 personil Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari berbagai Satkoryon di Purworejo. Turut memeriahkan pula grup hadroh "Tombo Ati" dari NU Ranting setempat. Acara diawali pembukaan, bacaan ayat-ayat suci al-Quran dan Shalawat Nabi yang dibawakan Faqihudin dari PAC IPNU Kecamatan Butuh, prakata panitia, sambutan Rois Syuriah dilanjutkan Mau'idloh Chasanah dan doa.
Menurut Sekretaris Panitia Ahmad Naufa Khoirul Faizun, panitia menyebar 800 undangan untuk pengurus cabang dan anak cabang baik NU maupun Badan Otonom ditambah undangan umum, tokoh masyarakat dan instansi yang pada akhirnya menjcapai 100an orang.
"Ini sengaja panitia mengundang hanya pengurus nya saja, karena mereka-merekalah yang bekerja dan mengabdi untuk NU di masyarakat," ungkap ketua PC IPNU Purworejo tersebut.
Selain untuk silaturrahmi dan merajut kebersamaan, lanjut Naufa, acara ini juga dalam rangka memantapkan pemahaman Aswaja pengurus di level kabupaten dan kecamatan dalam menjalankan roda organisasi.
"Dalam ceramah-ceramahnya, banyak disinggung akidah, amaliah dan tantangan NU kedepan. Ini memberi kemantapan tersendiri bagi pengurus utamanya yang masih muda-muda baik di Ansor, Fatayat, IPNU maupun IPPNU untuk lebih bergairah dalam berjuang meneruskan sejarah panjang aswaja," imbuhnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: M Syauqi Taufiqurrahman