Daerah

PCNU Sragen Gelar Harlah NU

Selasa, 8 Maret 2011 | 15:32 WIB

Sragen, NU Online
Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) yang digelar PCNU Sragen cukup meriah dan menyedot antusiasme hadirin. Ketua PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa hadir dalam Harlah NU yang berlangsung di GOR Diponegoro Kota Sragen, Kamis, 24 Februari 2011.

Kesempatan ini juga dijadikan momentum untuk mengkonsolidasikan antar pengurus ranting serta seluruh jamaah se-Kabupaten Sragen. Kegiatan Fatayat dan Muslimat beranggotakan ibu-ibu dan remaja putri diharapkan lebih terakomodir dengan baik. Para pengurus diminta memberi teladan persuasif kepada para jamaah guna meningkatkan dan mengembangkan ruang lingkup serta kuantitas jamaah di lingkungan masing-masing.   <>;

Dalam sambutannya, Khofifah menegaskan untuk selalu teguh memperjuangkan Islam dengan mengikuti faham ahlussunnah wal jamaah. “Dengan begitu kita akan bisa melahirkan ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin.” Khofifah juga berulang kali memberikan motivasi, spirit kepada seluruh hadirin untuk tetap semangat dan teguh menjalankan kegiatan, aktivitas sebagaimana yang telah diagendakan oleh Fatayat dan Muslimat.

Sementara itu pada malam sebelumnya, juga diadakan acara peresmian gedung kantor PCNU Sragen. Acara diisi dengan istighatsah bersama para kiai, tokoh masyarakat, para santri, dan warga nahdliyyin. Seluruh jama’ah terlihat khusyu’ selama istighatsah berlangsung. Gedung berlantai dua tersebut rencananya akan dijadikan Pusat Kegiatan NU serta para banomnya.

Puncak acara berlangsung dengan penandatanganan prasasti peresmian oleh Dr. KH. Hasyim Muzadi selaku Rais Syuri’ah PBNU, yang juga memberikan tausiyah kepada para hadirin. Dalam tausiyahnya, Hasyim menekankan terhadap warga nahdliyin untuk selalu mengedepankan nilai-nilai moral dalam setiap menyelesaikan permasalahan, mengambil langkah-langkah bijak berdasarkan tuntunan syari’at Islam ala ahlussunnah wal jamaah, menjauhi tindakan-tindakan yang mengarah pada kekerasan/ anarkis. Karena dampaknya juga akan merugikan orang lain dan diri sendiri.

“NU tidak pernah mengajarkan kepada warganya untuk melakukan tindakan kekerasan dalam berda’wah, kekerasan bukan solusi akhir menyelesaikan masalah, tetapi justru akan mendatangkan masalah. Kita prioritaskan kerukunan antar sesama, interaksi sosial, selalu mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi maupun golongan guna mewujudkan perdamaian dan mengukuhkan integritas nasional,” pungkas Hasyim. (may)


Terkait