Sumenep, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sumenep mengeluarkan Maklumat Hari Santri Nasional 2017. Maklumat tersebut dibacakan Pj Rais Syuriah PCNU Sumenep KH Taufiqurrahman FM saat Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di GOR A Yani Sumenep, Ahad, (22/10).
Dalam maklmuatnya kepada pemerintah, PCNU Sumenep mendesak pemerintah membuat regulasi seperti membuat Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang bisa melindungi lahan-lahan pertanian dan perkebunan produktif, kawasan konservasi, dan daerah-daerah tujuan wisata.
Selain itu, PCNU Sumenep mendesak pemerintah untuk mengembangkan pariwisata berbasis warga dan pengembangannya tetap mempertahankan kearifan dan budaya lokal. Pariwisata harus sebesar-besarnya menguntungkan warga dan tidak merusak kearifan dan budaya lokal.
Wakil Ketua PCNU Sumenep, A Dardiri Zubairi mengatakan, maklumat tersebut sebagai respons atas kegelisahan warga yang tanahnya mulai banyak dijual. Sumenep sudan menghadapi darurat agraria. Saat ini, di kabupaten ujung timur Pulau Madura ini marak alih fungsi lahan.
"Apa yang disuarakan NU tepat, pas bersamaan dengan lahirnya Resolusi Jihad 22 Oktober dulu. Jika dulu bangsa ini menghadapi kolonialisme, saat ini sebenarnya tak ada bedanya cuma wajahnya berubah. SDA kita, termasuk tanah dan air, sudah dikuasai swasta termasuk asing," tutur Koordinator FNKSDA Sumenep, kepada NU Online.
Peringatan HSN yang dikemas dengan upacara dan istighosah kubro itu mengambil tema Meneguhkan Peran Santri dalam Bela Negara Menjaga Pancasila dan NKRI. Dalam kegiatan yang diikuti ribuan orang tersebut, tampak hadir Bupati Sumenep A Busyro Karim, sejumlah pengasuh pesantren, dan pengurus NU. (M Kamil Akhyari/Kendi Setiawan)