Pergunu Lumajang Bagikan ‘Paketan’ Gratis untuk 11.584 Orang
Rabu, 4 November 2020 | 19:00 WIB
Suasana penyerahan kuota internet gratis secara simbolis untuk murid. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Lumajang, NU Online
Akibat hunjaman wabah Corona, kegiatan belajar mengajar terpaksa menggunakan fasilitas internet (Daring) agar terhindar dari penularan wabah yang mematikan itu. Sudah cukup lama. Namun bukan berarti nihil persoalan. Salah satunya adalah terkait dengan biaya internet.
Untuk itulah, Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PC Pergunu) Kabupaten Lumajang Jawa Timur membagikan kuota internet gratis bagi guru dan siswa, Rabu (04/11).
Pembagian paketan internet gratis itu dilakukan secara simbolis, berlangsung di gedung NU 2 Sumberejo, Lumajang yang dihadiri antara lain oleh Ketua PCNU Lumajang, Ketua PC Ma’arif NU Lumajang, perwakilan PT Byakta selaku pemberi bantuan, Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Pergunu se-Kabupaten Lumajang, dan sembilan kepala sekolah yang mewakili madrasah penerima bantuan.
Menurut Ketua PC Pergunu Lumajang, Moh. Farid Wazdi, pembagian kuota internet tersebut dimaksudkan untuk meringankan beban wali murid terkait dengan biaya internet. Sebab, di tengah lesunya ekonomi akibat terjangan virus Corona, biaya paketan tentu menjadi sesuatu yang agak memberatkan, apalagi ini sudah berlangsung cukup lama.
“Semoga ini (kuota gratis) dapat meringankan beban para wali murid dalam melayani pendidikan anak-anaknya,” ujar Farid di sela-sela penyerahan kuota intenet itu.
Dalam acara yang juga dikemas untuk memperingati Hari Santri 2020 itu, penerima kuota internet gratis mencapai 11.584 orang dengan rincian 1.426 guru dan 10.158 siswa. Mereka berasal dari 152 lembaga yang berafiliasi dengan NU. Dikatakan Farid, kuota yang telah diterima oleh perwakilan kepala sekolah itu, akan didistribusikan langsung kepada lembaga penerima dengan didampingi oleh PAC Pergunu setempat.
“Jadi memang butuh cepat dibagikan agar cepat bisa digunakan,” jelasnya.
Ia menambahkan, persoalan pembelajaran Daring bukan cuma masalah biaya internet, tapi juga banyak. Di antaranya adalah sinyal yang kadang tidak mendukung, tidak semua murid paham dalam ber-internet ria, dan kebosanan yang mulai menghantui wali murid dan muridnya sekalian.
“Mungkin kita perlu mencari cara agar rasa bosan itu bisa hilang. Kita juga perlu selalu berusaha dan berdoa agar Corona cepat hilang, sehingga pembelajaran berjalan normal lagi,” ucapnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin