Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Gelar Ujian Intensif untuk Santri Baru
Ahad, 12 September 2021 | 08:00 WIB
Melalui ujian intensif, beberapa materi diujian yaitu bahasa Arab-Inggris berantai, membaca Al-Qur'an kolosal, pembacaan doa qunut, tahajud, serta menulis pegon.
Jakarta, NU Online
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kebon Jeruk, menggelar Student Intensive Assessment atau ujian intensif kepada santri baru pada Ahad (12/9/2021).
Ujian intensif yang dimulai pukul 09.00-11.00 WIB diikuti oleh sekitar 220 santri baru dengan rincian 120 santri SMP, dan 100 santri MA. Mereka dibagi ke dalam 17 kelas dengan rincian 9 kelas SMP dan 8 kelas MA. Ujian tersebut terdiri dari 4 materi ujian, yakni bahasa Arab-Inggris, Al-Qur'an, Kitab, dan Fasholatan.
"Tesnya ini beragam, ada bahasa Arab-Inggris berantai, membaca Al-Qur'an kolosal, pembacaan doa qunut, tahajud, serta menulis pegon," ujar Ustadz Ali Adha, Kepala Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat kepada NU Online melalui sambungan telepon.
Program yang sudah terlaksana selama 6 tahun ini merupakan buah gagasan putra almarhum KH Noer Muhammad Iskandar, sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah saat ini, KH Ahmad Mahrus Iskandar. Ustadz Ali Adha menjelaskan bahwa ujian intensif ini adalah puncak dari rangkaian program intensif yang berlangsung selama satu bulan.
Program intensif ini bertujuan untuk membekali dasar-dasar pembelajaran pondok pesantren kepada para santri baru, lantaran latar belakang pendidikan mereka yang beragam. Program diharapkan agar santri baru ke depannya bisa mengikuti pelajaran pesantren dengan lebih mudah dan tidak menemui banyak rintangan, mengingat sudah dilakukan program pembelajaran dasar-dasar secara kilat, dan uji kemampuan sebagai tolok ukurnya.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini turut diapresiasi oleh para wali santri karena dianggap sangat membantu membekali pemahaman anak terhadap materi pelajaran selama di pesantren. Dengan spirit mendidik, ia menyambung harapan Kiai Mahrus Iskandar terkait ujian intensif yang masih satu rangkaian dengan program pembelajaran kilatnya tersebut.
"Menindaklanjuti harapan beliau (Kiai Mahrus), ke depannya, setelah santri intensif ini diuji, kami akan mudah memberi dan menyampaikan materi sesuai dengan level kemampuan mereka," paparnya.
Kendati telah terlaksananya ujian intensif kepada santri baru, apabila setelah selesainya pengujian intensif masih dijumpai santri yang belum begitu memahami pembelajaran selama sebulan tersebut, Ali menambahkan bahwa nantinya mereka akan dibina kembali.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan