Daerah

Pesantren Milik Rais PWNU Aceh Terdampak Banjir: Tertumpuk Kayu dan Terendam Lumpur Tebal

Sabtu, 6 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pesantren Milik Rais PWNU Aceh Terdampak Banjir: Tertumpuk Kayu dan Terendam Lumpur Tebal

Situasi pesantren milik Rais Syuriyah PWNU Aceh terendam lumpur tebal akibat banjir bandang yang melanda, sepekan lalu. Gambar ini diambil pada Jumat (5/12/2025). (Foto: NU Online/Suci)

Bireuen, NU Online

Tiga pesantren milik Rais Syuriyah PWNU Aceh, Tgk H Nuruzzahri Yahya (Waled NU), ikut terdampak banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra sejak sepekan lalu.


Salah satu yang mengalami kerusakan paling parah adalah Pesantren Ummul Ayman 2 di Jalan Banda Aceh-Medan, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya.


Saat NU Online mengunjungi lokasi pada pukul 11.30 WIB, seluruh area pesantren tampak luluh lantak tertutup tumpukan kayu gelondongan dan serpihan batang pohon yang terbawa arus sungai di belakang kompleks pesantren.


Ali Ramadhan, salah satu pengurus pesantren, menuturkan bahwa banjir bandang berlangsung selama dua hari dua malam.


"Kejadiannya pertama masuk air, kemudian masuk tanah. Kayu-kayu itu berasal dari gunung,” ujarnya kepada NU Online, Jumat (5/12/2025).


Menurut Ali, aktivitas para santri terpaksa dihentikan dan mereka dipulangkan kepada wali masing-masing. Sementara santri lainnya berjaga di pesantren.


"Kami berlindung di atas mushala dan lantai dua saja,” katanya.


Untuk kebutuhan makan, para santri sementara ini mengandalkan bantuan dari wali murid, baik berupa makanan maupun uang.


Ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk membantu proses pemulihan.


“Harapannya pemerintah membantu agar aktivitas belajar mengajar bisa normal lagi," ungkapnya.


Lumpur tebal rendam pesantren

Pesantren Darul Ummul Ayman di Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen juga diterjang lumpur tebal. Santri dan warga pesantren sangat membutuhkan bantuan darurat, termasuk alat berat, untuk mempercepat proses pembersihan.


Saat NU Online tiba di lokasi, sejumlah santri tampak membersihkan lumpur yang memenuhi ruang-ruang di kompleks putri. Genangan air masih terlihat dan kegiatan belajar mengajar terpaksa diliburkan. Pesantren ini diketahui menampung ribuan santri.


Pengasuh pesantren Tgk H Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) mengatakan bahwa banjir terjadi saat dirinya sedang berada di Jakarta. Begitu mendapat kabar, ia meminta para pengurus untuk segera mengevakuasi santri pulang ke rumah masing-masing.


"Sudah delapan hari ini kami bekerja. Terpaksa menggaji orang luar untuk membantu,” ujarnya.


Menurutnya, kendala terbesar adalah tumpukan lumpur yang membutuhkan banyak tenaga untuk dibersihkan.


"Kami sampai membayar 50 orang dengan upah Rp125 ribu per hari [untuk membersihkan lumpur]," katanya.


Meski kondisi masih sulit, Waled Nu menargetkan agar kegiatan akademik dapat kembali berjalan.


"Insyaallah tanggal 16 anak-anak harus ujian. Ada dua ujian, yakni ujian sekolah dan madrasah. Mudah-mudahan bisa kita lewati,” ujarnya.

Suasana pesantren milik Rais Syuriyah PWNU Aceh dengan tumpukan kayu gelondongan yang berasal dari gunung. Gambar ini diambil pada Jumat (5/12/2025). (Foto: NU Online/Suci) 

Ia menyampaikan terima kasih kepada PBNU dan LAZISNU yang telah memberikan bantuan.


“Terima kasih kepada PBNU dan LAZISNU. Mudah-mudahan ini membawa berkah,” katanya.


Bagi masyarakat yang akan memberikan bantuan bisa melalui BCA 0683331926 atas nama Yayasan Amil Zakat Infak dan Shadaqah NU atau BSI 7779876777 atas nama PP LAZIS NU Non Zakat.


Donasi juga dapat melalui situs https://nucare.id atau https://filantropi.nu.or.id/ dan NU Online Super App melalui fitur Galang Dana Korban Bencana.