Daerah

Peserta Keluhkan Manajemen Waktu Liga Santri di Blora

Senin, 18 September 2017 | 04:45 WIB

Blora, NU Online
Koordinator Region 1 Jawa Tengah Fa’ahsin M Faal mengungkapkan, dalam pelaksanaan Liga Santri Nusantara (LSN) Jawa Tengah berjalan dengan baik dan lancar. Acara LSN tahun ini pun juga berjalan dengan damai, tanpa ada pelanggaran kode etik sama sekali. 

Hal itu terlihat lewat suasana stadion yang meskipun panas, namun semangat para suporter yang mendukung di bagian tribun tetap antusias dan tertib tanpa ada peristiwa saling hina antar tim.

Namun, tak ada gading yang tak retak. Tentu terdapat beberapa sisi yang masih perlu untuk dikoreksi,

“Ya, terutama di bagian alokasi waktu yang terlalu mepet. Seperti kali ini, ada satu tim yang bermain dua kali dalam sehari. Nantinya kami akan melakukan evaluasi dalam hal waktu.  Diharapkan ke depannya satu tim akan bermain satu kali dalam sehari, sehingga stamina anak-anak nantinya juga akan lebih baik,” terangnya.

Memang dalam pelaksanaan LSN Region 1 Grup B Jateng kali ini terhitung sangat singkat. Dimulai pada Jumat (15/9) dan berakhir pada Ahad (17/9). Dalam waktu tiga hari tersebut, liga harus diselesaikan. Padahal, masih ada babak perdelapan, perempat final, semifinal, dan final serta penutupan sekaligus.

Akibatnya permainan cenderung dipaksakan. Rifking FC Demak, misalnya, setelah pada Sabtu memenangkan babak perdelapan dengan mengalahkan PTYQ Kudus 3-2, di hari yang sama, Rifking FC juga harus berlaga kembali dengan Robin FC Rembang dengan kekalahan 3-0.

Begitu juga dengan Robin FC sendiri, di laga semifinal pada Ahad (17/9) setelah memenangkan pertandingan 3-2 atas RMB FC Jepara, sore harinya harus berlaga kembali di babak final melawan An Nur FC Blora yang sebelumnya juga telah bertanding dengan Sirbin FC Grobogan. Sehingga kedua tim benar-benar dalam keadaan lelah dan kurang stamina. Hal itu terbukti dengan perolehan final yang hanya 1-0 dengan kemenangan An Nur FC.

Waktu Shalat

Keluhan juga dimuncul ketika laga final pada Ahad (17/9) pukul 15.00 WIB digelar, yang langsung dilanjut dengan prosesi penutupan LSN oleh Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. Dengan alokasi waktu tersebut, dilaksanakan dua agenda sekaligus, laga final serta prosesi penutupan.

Akibatnya, permainan berakhir pada waktu datangnya shalat maghrib. Sehingga, diperkirakan banyak dari kalangan pemain, suporter, maupun panitia yang berada di Stadion Kridosono Blora tersebut, secara sadar atau tidak sadar, mereka telah melewatkan waktu shalat ashar.

Hal tersebut juga dirasakan oleh salah satu penonton yang juga santri asal Bekasi Jawa Barat, Muhammad Syarif. Ia mengungkapkan bahwa seharusnya panitia pelaksana lebih jeli dalam masalah waktu.

“Apalagi basic kita kan pesantren. Jangan sampai waktu shalat malah diabaikan,” tuturya.

Memang pada Ahad (17/9) tersebut acara diisi dengan babak semi final di pagi hingga siangnya, kemudian dilanjut dengan babak final yang kemudian disusul prosesi penutupan LSN Region 1 Jateng Grup B. Padahal, babak final baru dimulai pukul 13.00 sehingga kemunduran akhir acara hingga waktu maghrib pun tak bisa terhindarkan. (Ulin Nuha Karim/Ahmad Mundzir/Mahbib )



Terkait