PSKQ Kudus, Gembleng Santri Jago Seni Rupa dan Kaligrafi Modern Berbasis IT
Selasa, 10 Oktober 2023 | 13:00 WIB
Salah satu kegiatan seni kaligrafi di Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al-Qur'an (PSKQ) Kudus, Jawa Tengah. (Foto: Dok. PSQK Kudus)
Jakarta, NU Online
Kota santri begitu julukan lain untuk kota kretek Kudus. Sebutan tersebut bukan tanpa sebab, karena Kudus merupakan pusat dakwah Islam di Pulau Jawa. Tercatat ada sekitar 86 pondok pesantren di Kudus yang tersebar di berbagai kecamatan. Salah satunya, pondok pesantren seni rupa dan kaligrafi Al-Qur'an modern berbasis IT yang berada di Desa Undaan, Kecamatan Undaan, Kudus, Jawa Tengah.
Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al-Qur'an (PSKQ) tidak hanya membekali santrinya mengkaji ilmu agama tetapi juga ilmu kaligrafi. Kajiannya berupa seni tradisional dengan kaligrafi kontemporer melalui medium konvensional hingga digital.
Pesantren yang lahir sejak tahun 2007 itu didirikan oleh Maestro Kaligrafi Muhammad Assiry. Di pesantren ini, Assiry mengkader dan mencetak seniman muslim dan kaligrafer andal yang tidak hanya menguasai kaligrafi tapi juga seni rupa dan dunia teknologi. Berbagai ilmu seni terapan berdasarkan kaligrafi seperti seni kaligrafi batik, kaligrafi masjid hingga seni kaligrafi dekorasi diajarkan di pesantren ini.
"Di sinilah kreativitas para santri dilatih dan diuji. Menggunakan berbagai macam media untuk menghasilkan sebuah karya," kata Assiry kepada NU Online, Senin (9/10/2023).
Assiry menuturkan, kaidah kaligrafi ini sebenarnya klasik baku tidak ada yang berubah meski zaman semakin maju dan canggih. Tulisan bisa berubah namun font-font yang digunakan semakin menambah kekayaan imajinasi. Font adalah karakter digital (secara harfiah dihasilkan dari keyboard).
Assiry menuturkan, para santri biasanya membantu proyek-proyek pembangunan masjid lengkap dengan berbagai detil ornamen yang tak biasa dikerjakan orang pada umumnya. Kemampuan istimewa ini menjadikan santri bisa berpenghasilan sendiri.
Pemesanan jasa lewat santri PSKQ membangun masjid saat ini telah menjangkau nusantara bahkan menembus mancanegara seperti Singapura, Kamboja, dan Malaysia.
"Santri tak melulu pandai mengaji, namun dari tangan santri juga dapat menghasilkan karya bernilai jual tinggi sekaligus sebagai syiar Islami. Ini sesuai dengan permintaan Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, guru saya," kata Assiry.
Dirinya mengakui jika berdiri dan berkembangnya PSKQ Modern sampai saat ini tak lepas dari peran Habib Luthfi. Saat itu tahun 2003 diberikan wejangan/saran dari abah (panggilan Habib Luthfi), yang mana untuk terus mengembangkan program kaligrafi dari segala lini.
"Kembangkan untuk santri agar santri itu percaya. Biar santri itu punya keahlian lain bukan hanya sekadar bisa hafal Al-Qur'an atau ngaji kitab kuning saja," ungkap Assiry menirukan pesan Habib Lutfi.
Dalam perkembangannya, PSKQ Modern tidak hanya memberikan pendidikan di bidang ilmu agama, seni rupa atau seni kaligrafi saja. Namun melingkupi pendidikan bidang teknologi informasi. Hal ini yang membuat PSKQ IT Modern berbeda dengan pesantren lainnya di Indonesia.
Materi ajar yang difokuskan, antara lain seni kaligrafi dekorasi, naskhah dan mushaf (MTQ), masjid seni kaligrafi (interior dan eksterior), seni lukis, seni pahat-ukir, seni patung, seni airbrus, seni kriya (kaligrafi kuningan, stainless, sun glass), seni 3 dimensi, seni batik kaligrafi, pembinaan MTQ kaligrafi, Tilawatil Quran/llmu Nagham, Kajian Kitab Kuning.
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris di Pesantren juga digunakan sebagai komunikasi wajib para santri. Kemudian enterpreneurship atau kewirausahaan di bidang Pengelolaan Resto dan Sawah.
Assiry menuturkan, untuk materi pembelajaran tentang dunia teknologi informasi, santri diajarkan mulai dari desain grafis, multimedia, copywriting, belajar SEO (optimasi mesin pencari), pemasaran media sosial, microsoft office (word, excel, powerpoint).
Ngaji kaligrafi di bulan ramadhan
Pesantren Seni dan Kaligrafi Al-Qur’an (PSKQ) Modern menjadi salah satu di antara Pesantren Kaligrafi di Indonesia yang rutin setiap tahun menggelar ngaji pasaran ramadhan.
Pasaran Ramadhan, para santri dibekali ngaji kaligrafi, seni, arsitektur, kitab kuning, bedah ilmu Al-Qur'an dan kemandirian ekonomi kreatif pun digeber.
“Singkatnya, mulai materi Kaligrafi klasik maupun modern, enterpreneur dan juga arsitektur Islam,” terang Assiry.
Santri yang ikut kegiatan pesantren ramadhan di PSKQ Modern, masih kata Assiry, sudah hampir seribu santri yang ikut program pasaran kaligrafi ramadhan. Dimana program pasaran ramadhan ini gratis dan dibuka sejak tahun 2015 lalu.
“Dimulai sejak 2015, PSKQ sengaja menggratiskan program itu (pasaran). Ilmu-ilmu yang diberikan semuanya gratis, tujuannya sebagai wadah bersedekah ilmu. Sedangkan kebutuhan pribadi makan dan peralatan belajar, cat, kanvas, buku panduan dan lainnya, bisa dibeli di PSKQ Shop,” kata Assiry.
Dirinya menambahkan, santri dari kalangan ekonomi lemah maupun berada dari daerah manapun bisa mengikuti kegiatan ini, karena selain gratis, santri mendapatkan wawasan ilmu kesenian dan entrepreneurship hingga tuntas.
“PSKQ Modern selama ramadhan memberikan materi pembinaan kaligrafi bagi pemula juga untuk peserta kaligrafi MTQ (Mushaf, Dekor, Naskah dan Kontemporer), selain itu ada melukis kaligrafi, kaligrafi hitam putih muqahhar, bedah kitab kuning, pengembangan entrepreneurship dan bisnis kaligrafi. Demo Kaligrafi, dialog kaligrafi, tafsir dan tadarrus Al-Qur’an bersama. Ada lagi membedah rahasia dan teknik kaligrafi masjid,” jelasnya.