Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jombang, NU Online
Guru Sekolah Kaligrafi Al-Qur'an (Sakal) Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang Abdur Rouf Hasbullah memberikan tips sukses belajar kaligrafi bagi pemula.
"Pertama, pelajari karakter mufrodat. Sebagai pemula yang belajar khat tentu hal yang pertama harus dikuasai yakni menulis mufrodat huruf hijaiyah," jelasnya ke NU Online, Jumat (15/9/2023).
Menurutnya, setiap pemula yang belajar kaligrafi di Sakal akan diajari menulis huruf per huruf dan diawasi langsung oleh guru. Pentingnya belajar huruf per huruf karena hampir setiap huruf hijaiyah mempunyai bentuk yang berbeda.
Hal tersebut juga berlaku di Sakal Denanyar, kurikulum yang diterapkan setiap pemula akan belajar menulis huruf hijaiyah satu persatu. Lalu dengan teliti guru akan membetulkan jika tulisan pemula tersebut kurang benar. Diulang lagi dan begitu seterusnya.
"Setiap huruf mempunyai irisan dengan huruf yang lain. Misal huruf shod yang mempunyai irisan dengan huruf ba’ dan nun begitu juga selanjutnya," tambahnya.
Menurutnya, filosofi dari belajar huruf per huruf dalam kaligrafi yaitu Tuhan menciptakan manusia dengan karakter yang berbeda beda. Seperti huruf hijaiyah. Seharusnya karakter dan potensi dimiliki ini harus disyukuri agar mampu bersikap untuk saling menghargai.
"Belajar kaligrafi dari huruf per huruf ini menandakan menghargai proses dan tidak mudah menyerah. Karena termasuk salah satu penghargaan pada diri sendiri adalah mengoptimalkan kemampuan dengan terus belajar dan belajar," imbuh dosen dari Institut Agama Islam Negeri Kediri ini.
Rouf menambahkan, tips belajar kaligrafi tahap selanjutnya yaitu mempelajari karakter murokkab. Namun, proses belajar karakter murokkab harus melewati dan menguasai mufrodat terlebih dahulu. Tidak dianjurkan untuk loncat-loncat.
Karena dalam proses belajar murokkab titik tekannya pada proses menyambung huruf satu dengan huruf lainnya sampai akhirnya menjadi sebuah lafadz, kalimat dan seterusnya.
Tentunya setiap sambungan satu dengan yang lain berbeda. Dan apabila kita lihat setiap huruf yang akan menyambung maka huruf itu haruslah sedikit terpotong atau bahkan berubah, tidak seperti huruf mufrodahnya.
Setelah bisa tahap murakab maka baru belajar hal lain seperti variasi tulisan, ornamen dan lain sebagainya terkait kaligrafi.
"Misal huruf ba jika disambung dengan huruf alif (ﺑﺎ) akan berbeda bentuknya dengan ketika disambung dengan huruf jim (بج) dan ini juga berlaku bagi beberapa huruf yang lain," kata Rouf.
Namun, ia mengingatkan bahwa hal yang tak kalah pentingnya dalam proses belajar kaligrafi yaitu ketekunan dan kemampuan menjalani ukhuwah khatthiyah.
Ketekunan ditunjukkan dengan belajar setiap hari dan menyetorkan hasil tulisannya ke guru. Karena dengan seringnya menulis maka tangan akan semakin lentur dan tidak kaku.
Sementara itu, pentingnya ukhuwah khatthiyah dikarenakan salah satu problem sosial dalam pembelajaran khat adalah bagaimana murid mampu mengimplementasikan nilai-nilai sosial di lingkungannya.
Seringkali murid lebih banyak disibukkan dengan intensitas hubungannya dengan gurunya. Sementara dengan murid lain yang berbeda guru ataupun berbeda aliran, seringkali hubungannya kurang baik.
"Kita perlu upaya bersama, tidak hanya membumikan ukhuwah insaniyah, ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah, tapi lebih spesifik membumikan ukhuwah khatthiyah di kalangan para kaligrafer bahkan di masyarakat pada umumnya," tandasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua