Daerah

PWNU DIY Gelar Bedah Buku dan Pentas Seni dan Budaya

Rabu, 15 Mei 2013 | 06:06 WIB

Yogyakarta, NU Online
Masih dalam rangka memperingati Harlah Ke-90 NU, PWNU DIY menggelar acara Bedah Buku dan Pentas Seni dan Budaya, Selasa malam (14/05), di Gedung PWNU DIY, Jl MT Haryono 40-42 Yogyakarta.
<>
Pada kesempatan itu, buku yang dibedah adalah “Penakluk Badai; Novel Biografi KH Hasyim Asy’ari (Kehidupan-Perjuangan-Pengabdian)” karya Aguk Irawan. Sedangkan pentas seni dan budaya yang disajikan adalah pembacaan puisi dari berbagai sastrawan NU.

Hadir dua pembicara dari beragam latar belakang berhasil didatangkan. Yakni Ahmad Tohari yang seorang sastrawan, budayawan, sekaligus penulis novel “Ronggeng Dukuh Paruk”, dan Aguk Irawan yang merupakan penulis buku itu sendiri.

Para peserta yang hadir tampak antusias mengikuti. Aula PWNU DIY sebagai tempat acara pun sedikit terkesan ‘terlalu kecil’, lantaran peserta yang mayoritas terdiri dari anak-anak muda, terlihat begitu bejubel memadati Aula PWNU  DIY malam itu.

H Haryono, selaku ketua pelaksana menceritakan bahwa kegiatan yang diadakan oleh PWNU DIY kali ini merupakan kegiatan pertama, dan belum pernah dilakukan sepanjang sejarah di Yogyakarta. Ia juga bersyukur, dan tidak menduga bahwa antusiasme para anak-anak muda NU begitu tinggi, sehingga peserta yang hadir sangat banyak. 

Maka ia pun mengajak seluruh peserta untuk menggali nilai-nilai kesalehan dari tokoh pendiri NU yang bukunya akan dibedah tersebut. “Mari kita menggali nilai-nilai kesalehan dari KH Hasyim Asy’ari”, ujarnya.

Sementara Rais Syuriyah PWNU DIY, KH Asyhari Abta, dalam sambutannya menuturkan bahwa NU adalah salah ormas yang paling menjaga budaya dengan slogannya yang sudah sangat terkenal, yakni ‘almuhafadzh ‘ala qadimisshalih, wal akhdzu biljadidil ashlah’. 

Ia juga mengajak para generasi muda NU untuk menjadikan NU sebagai organisasi yang benar-benar organisasi, karena NU telah memberikan manfaat pada masyarakat. “Jadi NU bukan hanya sekedar kumpulan tahlilan saja”, paparnya yang segera diikuti tawa peserta, dan kemudian dilanjutkan dengan diketuknya microphone sebanyak tiga kali, sekaligus membaca surat al-Fatihah sebagai tanda telah dibukanya forum bedah buku dan pentas seni dan budaya malam itu.

Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Dwi Khoirotun Nisa’


Terkait