Rais Syuriyah NU Jateng Bagikan Tips Sebarkan Moderasi Beragama bagi Guru PAI
Ahad, 21 November 2021 | 06:00 WIB
Workshop Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat SMA/SMK di Hotel MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/11/2021). (Foto: istimewa)
Semarang, NU Online
Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh meminta kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam yang tersebar di lembaga pendidikan agar mampu mempelajari agama dengan baik sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang toleran.
Pengasuh Pondok Pesantren Bugen Al-Itqon Kota Semarang itu juga memaparkan, salah satu cara mendoktrin seseorang yang biasa dilakukan oleh mereka agar mau menyakini tindakan ekstremisme sebagai sebuah kebenaran dalam agama, adalah dengan mendalilkan ayat yang sama tetapi terus berulang-ulang. Dengan begitu, orang yang didoktrin dengan sendirinya akan meyakini tindakan ekstrem sebagai kebenaran.
"Orang yang semangat belajar agama, ingin mendalami agama sebagai pendoman hidupnya, itu bagus. Tapi kalau ketemu guru yang mengajarkan gerakan radikal justru sangat berbahaya," ungkap Kiai Ubaid saat mengisi Workshop Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat SMA/SMK di Hotel MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/11/2021).
Kabid Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementrian Agama Povinsi Jawa Tengah, Imam Buchori saat membuka acara mengatakan sebagai seorang guru maupun birokrat pemerintah sudah harus berkomitmen kepada nilai-nilai kebangsaan dengan menguatkan karakter moderasi beragama.
"Harus dipastikan dulu nilai-nilai kebangsaannya, itu perlu diuji juga sebagai seorang guru maupun pemerintahan," ujar Imam pada kegiatan yang terselenggara berkat kerja sama antara Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Santri Nusantara (P3SN) dengan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama tersebut.
Ia juga mengimbau kepada guru-guru untuk tidak tertarik dengan isu-isu khilafah yang sampai saat ini masih berkembang. Menurutnya, untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dipastikan terlebih dahulu komitmennya kepada kebangsaan, karena itu bagian dari fondasi yang harus dibangun kokoh oleh guru maupun yang lainnya.
Ketua P3SN Khaidar Tantowi memaparkan survei yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020 lalu bahwa pintu masuk gerakan ekstremisme melalui kaum milenial jenjang SMA dan SMK. Karena itu, penting upaya untuk membentengi generasi muda, khususnya di lingkungan sekolah dengan karakter moderasi beragama.
"Untuk itu, kegiatan moderasi beragama menyasar kepada guru-guru PAI tingkat SMA/SMK, sehingga para guru dapat membentengi warga sekolahnya untuk tidak terpapar radikalisme, mengajak cinta tanah air, memperkokoh nilai kebangsaan, dan Nasionalisme," ujar Khaidar.
Dari kegiatan tersebut, Khaidar juga berharap dari kegiatan ini para guru dapat memberikan dampak nyata terhadap sikap moderasi beragama sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang kuat akan sikap toleransi.
Kontributor : Erik Alga Lesmana
Editor: Kendi Setiawan