Kudus, NU Online
Ratusan santri, kiai dan warga NU, mengadakan ziarah ke makam KHR Asnawi di kompleks Makam Masjid Menara Rabu (15/4) sore. Mereka secara khusuk mengikuti Tahlil Umum sebagai rangkaian peringatan Haul ke-57 pendiri NU tersebut.
<>
Acara diawali dengan pembukaan majelis yang dipimpin KH Aniq Muhammadun, pembacaan Surat Yasin oleh wakil Rais PCNU Kudus KH Ahmadi Abdul Fatah, dilanjutkan tahlil dengan imam KH Choirozyad dan doa KH Ulin Nuha Arwani.
Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi saat memberikan tausiah menerangkan pentingnya peringatan Haul. Mengutip kitab Syarah Nahjil Balaghah, KH. Sya’roni menjelaskan, setiap tahun Nabi Muhammad menyempatkan diri menziarahi makam para sahabat yang gugur dalam perang Uhud. Padahal jarak rumah Nabi ke makam sangat jauh, sekitar 6 KM, dan diikuti sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Usman bin Affan.
“Ada tata caranya: sampai makam, Nabi menyampaikan salam dengan menggunakan mukhatab (redaksi yang menunjukkan adanya lawan bicara, red). Assalamu’alaikum bima shabartum fani’ma’uqbad daar (semoga keselamatan untuk kalian lantaran kesabaran kalian, senikmat-nikmatnya tempat adalah tempati ini). Para sahabat ini jelas menempati surga,” terangnya.
Ulama kharismatik ini menjelaskan, hingga kini peringatan haul telah menjadi tradisi di kalangan masyarakat. Ia mencontohkon setiap 10 Muharram ada peringatan haul Sunan Kudus dan 24 Jumadil Akhir haul Mbah KHR Asnawi.
Namun, KH Sya’roni Ahmadi mengingatkan jangan berniat mendoakan saat memperingati haul dengan menziarahi makam orang alim seperti KHR Asnawi ini. “Itu keliru, niatlah untuk ngalap (mengharap) berkah,” paparnya.
Di akhir tausiah, KH Sya’roni menuturkan, kisah singkat riwayat hidup KHR Asnawi. Dikatakan, KHR Asnawi adalah sosok orang alim yang memiliki kelebihan dan serba bisa baik dalam menimba maupun mengajarkan ilmunya kepada santri dan masyarakat.
Usai tahlil umum, peringatan haul dilanjutkan pengajian umum pada malam harinya di halaman Pondok pesantren Raudlotut thalibin Bendan. Ribuan masyarakat mengikuti pengajian hingga purna acara. (Qomarul Adib/Mahbib)