Daerah

Renovasi Mesjid Agung Surakarta Terancam Terhenti di Tengah Jalan

Rabu, 14 Desember 2005 | 11:06 WIB

Semarang, NU Online
Renovasi Mesjid Agung Surakarta terancam terhenti di tengah jalan, sebab dana Rp 3,275 miliar yang ada di tangan Panitia saat ini, ternyata hanya cukup untuk membangun setengah bangunan utama.

"Padahal Mesjid Agung Surakarta yang termasuk cagar budaya dan dilindungi undang-undang ini sudah terlanjur dirobohkan. Karena itu Pemprov Jateng dan Pemerintah Pusat diminta segera memberikan bantuan dana,"  kata anggota komisi E DPRD Jateng, Muhammad Haris SS, di Semarang, Rabu.

<>

Sampai kini panitia pembangunan Mesjid Agung Surakarta berhasil mengumpulkan dana  Rp 3,270miliar. Dana ini berasal dari APBD Kota Solo sebesar dua miliar rupiah, APBD Jateng sebesar satu miliar, dan bantuan masyarakat Rp 270 juta.

"Anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan ini diperkirakan mencapai delapan miliar rupiah. Jadi pembangunan itu terancam berhenti di tengah jalan," ujar Haris ketika dihubungi pers di sela kunjungan komisi E DPRD Jateng di Mesjid tersebut.

Kunjungan tersebut diikuti 12 anggota yang didampingi panitia dan Wakil Ketua DPRD Solo, H. Abdullah AA. Haris meminta supaya Gubernur kembali memberikan bantuan dana untuk pembangunan tersebut, dari pos anggaran dana tak tersangka tahun 2006.

Sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya, setiap bangunan cagar budaya menjadi tanggungjawab Pemerintah untuk menjaganya. "Mesjid Agung Surakarta ini merupakan adalah Mesjid Agung Kerajaan yang jelas termasuk dalam bangunan cagar budaya," katanya.

Dia mengungkapkan,  kerusakan utama masing-masing terjadi pada empat konstruksi pondasi soko yang sudah rusak berat. Konstruksi atap di bangunan utama rusak dan sudah melengkung, balok bangunan rusak, dan kuda-kuda juga patah.

Pada bagian Pawastren, kondisi atap dan tiang rusak, ditambah lagi, bagian serambi utara juga mengalami kerusakan di bagian atap. Kedua bagian ini belum di pugar. Rehab bangunan utama saat ini sudah berjalan 45 persen. Menurut Ir. Sumardi, Ketua Panitia Pembangunan Mesjid Agung, idealnya bangunan utama, Pawastren dan serambi utara harus direhab keseluruhan, agar nantinya tidak terjadi tambal sulam yang menghabiskan lebih banyak biaya.(ant/mkf)


Terkait