Semarang, NU Online
Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jawa Tengah akan menggelar silaturahim daerah (Silatda) AyoMondok Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 17-19 Oktober mendatang. Dengan dukungan Institut Agama Islam Negeri Surakarta, panitia mengumpulkan kiai muda, neng muda dan pengurus pesantren untuk membicarakan perkembangan pesantren terkini. Kegiatan bertempat di kompleks IAIN Surakarta, Jawa Tengah.
Silatda yang digelar perdana ini mengangkat tema Pesantren Pusat Pendidikan Karakter Nilai Luhur Bangsa dan Islam Moderat. Sejumlah agenda dipersiapakan seperti The International Seminar on Education, sarasehan pesantren, seminar pasar saham syariah, diskusi kelompok terarah, AyoMondok bershalawat, turnamen bulutangkis kiai muda, dan berbagai musabaqah yang melibatkan pesantren-pesantren se-Jateng dan DIY.
Semenetara narasumber diantaranya Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyyah, Koordinator Gerakan AyoMondok Nasional, Menteri Agama, duta besar Mesir, Ketua Umum Pengurus Muhammadiyyah, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Rektor IAIN Surakarta dan berbagai narasumber lainnya.
Tak kalah menarik, silatda kali ini juga mendiskusikan tema pesantren berbasis Perguruan Tinggi Islam, penguatan ekonomi pesantren, relasi pesantren dan media, pesantren dan bela negara, penguatan madrasah diniyyah, pesantren dan ketahanan budaya lokal, dan peran sosial ulama perempuan.
Tujuh tema yang masuk dalam diskusi kelompok terarah ini hasilnya akan diajukkan kepada pihak-pihak terkait sebagai rekomendasi atas silatda. Diskusi ini pun akan didampingi oleh PW RMI NU Jateng, Gerakan AyoMondok Nasional, dan dosen dari IAIN Surakarta agar hasil yang dirancang solutif dan aplikatif.
"Baru pertama kali ini kami bekerjasama dengan pesantren secara kelembagaan. Dengan awal yang bagus ini kami berharap di tahun mendatang kerjasama akan terlaksana dengan lebih baik lagi," ungkap Wakil Rektor I IAIN Surakarta H Abdul Matin, Selasa (10/10).
Melihat pesantren selain mempunyai fungsi edukasi (pendidikan), religius (keagamaan) dan rehabilitasi (pemulihan) harus menjawab beberapa permasalahan yang ada, di tengah ketidakaturan pergaulan di era globalisasi, diskusi dan pembicaraan perkembangan pesantren kekiniaan menjadi penting untuk digelar. Di sisi yang lain meningkatnya kuantitas masyarakat kelas menengah yang menginginkan putra-putrinya mendapatkan pendidikan agama yang baik, gerakan AyoMondok menjadi jawaban penting untuk menguatkan kepercayaan masyarakat tersebut.
"Moment Silatda kali ini sebagai ungkapan rasa syukur kami atas Hari Santri Nasional 2017. Selain itu, juga untuk menguatkan pesantren dimasa mendatang," papar sekretaris PW RMI NU Jateng KH Abu Choir. (Red: Kendi Setiawan)