RSUD Aceh Tamiang Rusak Berat, Ada Ibu Melahirkan Tanpa Perlengkapan Medis Memadai
Selasa, 9 Desember 2025 | 18:30 WIB
Salah satu ruang perawatan di RSUD Tamiang yang porak poranda diterjang banjir. (Foto: instagram @puspentni)
Aceh Tamiang, NU Online
Banjir dahsyat yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang selama beberapa hari terakhir semakin menegaskan kondisi darurat kemanusiaan yang belum tertangani dengan maksimal. Salah satu fasilitas publik yang terdampak paling parah adalah RSUD Muda Sedia, rumah sakit rujukan utama di wilayah tersebut.
Direktur RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang, Andika Putra, menyampaikan bahwa bangunan rumah sakit mengalami kerusakan berat. Sejumlah unit pelayanan lumpuh, termasuk Instalasi Farmasi yang terendam banjir, sehingga persediaan obat rusak dan tidak dapat digunakan.
“Rumah sakit dalam kondisi tidak layak. Banyak fasilitas tidak berfungsi, aliran listrik tidak stabil, dan sebagian pasokan medis hilang,” ujar Andika dalam video berdurasi satu menit, Ahad lalu.
Akibat kerusakan ini, pasien harus bertahan dengan pelayanan kesehatan yang sangat terbatas. Tenaga medis bekerja dalam kondisi darurat dengan peralatan seadanya. Beberapa pasien bahkan tidak dapat dievakuasi karena akses jalan menuju rumah sakit terputus.
Ibu Melahirkan Tanpa Perlengkapan Medis
Di tengah situasi krisis tersebut, seorang ibu terpaksa melahirkan di ruang darurat banjir tanpa perlengkapan medis memadai. Bayi lahir dalam keadaan darurat tanpa diapers, selimut, maupun air hangat karena pasokan logistik dan obat-obatan lumpuh total. Tenaga kesehatan melakukan berbagai improvisasi agar proses kelahiran tetap dapat berlangsung.
Kondisi memilukan itu mencuat ke publik setelah seorang warga mengunggah video suasana pengungsian dan pelayanan darurat rumah sakit.
“Up weh Ya Allah, miris kali keadaan begini. Kasian bayi, balita, lansia di sana. Semoga bantuan cepat datang. Mereka butuh tempat tinggal sementara dengan air bersih. Banyak yang tak makan, ada yang sakit, bahkan ada korban meninggal dan terpaksa satu lokasi dengan mayat,” tulis warga tersebut dalam unggahan yang menjadi viral.
Informasi lapangan menyebutkan bahwa sebagian pengungsi bahkan terpaksa tidur berdekatan dengan jenazah karena minimnya ruang evakuasi dan lambatnya proses pemindahan. Situasi ini memperkuat desakan publik agar pemerintah segera melakukan operasi kemanusiaan secara terukur dan cepat.
Sesepuh Ansor Aceh Tamiang, Tarmizi atau akrab disapa Cak Tar, menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus mengecam lambannya respons pemerintah. Ia menilai situasi saat ini telah masuk kategori kedaruratan nasional. “Ini bukan hanya soal banjir. Ini krisis kemanusiaan,” tegasnya.
Menurut Cak Tar, rumah sakit semestinya menjadi benteng terakhir layanan kesehatan saat bencana. Namun, saat fasilitas tersebut ikut lumpuh, proses penyelamatan warga menjadi semakin sulit. “Kalau rumah sakit saja roboh fungsinya, ke mana rakyat meminta pertolongan?” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagian besar pengungsi masih kesulitan mengakses makanan, obat-obatan, dan air bersih. Sejumlah balita mengalami dehidrasi dan gangguan pernapasan, sementara para lansia mulai jatuh sakit akibat sanitasi yang buruk dan cuaca dingin.
“Pemerintah lambat respons dan perhatian kepada Aceh Tamiang. Yang dibutuhkan bukan pernyataan, tapi tindakan,” ungkapnya.
Masyarakat kini menanti langkah cepat semua pihak agar kondisi kemanusiaan di Aceh Tamiang tidak semakin memburuk.
============
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.