Daerah

Santri Dapat Pelatihan Atasi Demam Berdarah

Jumat, 11 Januari 2013 | 13:26 WIB

Jombang, NU Online
Puluhan santri Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Kamis (10/1) kemarin  mendapat pelatihan Juru Pemantik nyamuk Demam Berdarah. Pelatihan Santri Juru Pemantik (Semantik) ini dilakukan setelah adanya jatuh korban meninggal akibat serangan DBD. Korban meninggal yakni Azzah Miladiyah (4,5) putri KH Abdurrozaq Sholeh.yang sebelumnya sempat dirawat di RSUD Jombang.  
<>
Disamping korban meninggal, beberapa putra pengasuh Bahrul Ulum juga terpaksa dirawat di RS Muslimat setelah terserang DBD, diantaranya adalah, putra Gus Aam, putra Gus Rofiq Soleh, putra Gus Muh. 

"Ada beberapa putranya pengasuh yang dirawat di sini (RS Muslimat NU), termasuk anak saya," ujar Gus Aam mengatakan.

Abdul Latif Malik, humas Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas mengatakan bahwa selama ini pemerintah memang seperti tidak memperhatikan pemberantasan DBD dilingkungan pesantren. Sehingga penyuluhan-penyuluhan terkait DBD kepada entitas pesantren nyaris tidak pernah diadakan. 

“Tapi kita tidak ingin menyalahkan siapapun atas hal itu. Kita lebih melihat bahwa hikmah dari adanya pasien DBD yang meninggal kemarin adalah mengharuskan pesantren dan pemerintah untuk bersama-sama meningkatkan kerjasama dalam pencegahan DBD. Bukan hanya bertindak saat sudah muncul korban saja,” bebernya.  

Setelah ada pasien DBD asal Tambakberas yang meninggal dunia pada Kamis (3/1) lalu, petugas lapangan Puskesmas Tambakrejo mengaku langsung melakukan fogging terbatas keesokan harinya. Pada saat yang sama, dia juga memantau jentik di lingkungan pesantren.

“Hasilnya, dari 10 asrama yang kita periksa, jentik kita temui di tujuh asrama,” terangnya, Jumat (11/1).

Dalam pelatihan dan praktik berburu jentik yang digelar kemarin para santri Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas selama dua hari kemarin terlihat sangat antusias. Meski mereka banyak yang tidak paham apa itu jentik. 

“Ternyata banyak santri yang tidak paham masalah jentik,” kata Cristin S, kepala Puskesmas Tambakrejo kemarin. 

Bahkan, dkatakannya, saat peserta Sumantik disuruh praktek memantau jentik di tempat-tempat penampungan air, para santri terlihat kebingungan mencari-cari.  

“Jentik itu ya uget-uget itu. Uget-uget yang banyak ditemukan ditempat-tempat penampungan air itu bisa tumbuh menjadi nyamuk yang dapat menularkan DBD. Makanya harus dibasmi,” terangnya kepada sejumlah peserta.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muaslim Abdurrahman


Terkait