Sekretaris Dewan Penasehat Ansor Way Kanan, Supri Iswan menyerahkan bantuan genset dan rebana secara simbolis kepada pengasuh Pesantren Assiddiqiyah 11, Kiai Imam Murtadlo Sayuthi
Way Kanan, NU Online
Gerakan kader NU untuk menanam 1.000 pohon produktif (2016) di sejumlah pesantren di Kabupaten Way Kanan, Lampung, kini menuai hasil. Kegiatan sosial tersebut diberi titel sedekah oksigen. Pohon yang ditanam adalah bibit mangga Thailand dan nangka cempedak, berasal dari sumbangan donatur, yakni Rp50 ribu per batang pohon. Kini setelah sekian tahun berlalu, pohon tersebut tidak hanya menyumbang oksigen bagi kehidupan manusia, tapi juga menghasilkan buah, bahkan sudah panen dua kali.
Pohon mangga dan nangka tersebut, membuat pesantren dan lingkungannya cukup hijau dan teduh sehingga sedikit banyak menghambat pemanasan global dan meningkatkan ketersediaan air tanah.
"Kurang lebih dua tahun sudah panen. Mangganya bahkan mengalami panen raya, Alhamdulilah panennya bagus sekali. Untuk nangkanya sudah tiga kali panen, walau ada beberapa yang terkena penyakit, tapi bisa diatasi anak-anak karena bimbingan Ansor dulu, dan sudah bersemi kembali. Subhanallah, dampak gerakan tersebut luar biasa sekali," ujar pengasuh Pesantren Assidiqiyah 11, Gunung Labuhan, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Kiai Imam Murtadlo Sayuthi di kediamannya Rabu (4/12).
Menurutnya, sedekah oksigen merupakan ilmu haal (ilmu tingkah) yang patut dilakukan lantaran menyangkut kesehatan hidup manusia. Dalam hal ini, tentu para kader NU dengan gerakan menanam 1000 pohon itu telah berjasa memberikan kontribusi nyata yang sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu oksigen.
"Sedekah oksigen merupakan upaya nyata untuk menanamkan jiwa sosial bagi santri dan tentu saja dampaknya positif dan bisa dirasakan manfaatnya. Yang kami rasakan seperti itu," tambahnya.
Kiai kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur itu menegaskan bahwa Islam sangat menganjurkan menabur kebaikan. Diantaranya adalah menanam pohon. Para kiai, lanjutnya, tidak hanya menganjurkan, tapi juga memberi contoh dengan ilmu haal, menanam pohon di depan santrinya.
"Begini lho caranya menanam. Jadi tidak dengan kata-kata tapi praktik sehingga dicontoh para santri," kata Kiai Imam.
Sementara itu, pelaksana Tugas Kepala Satuan Khusus Banser Husada (Basada) Lampung, Gatot Arifianto menambahkan, gerakan penanaman pohon tersebut akan berlanjut dengan adanya sejumlah evaluasi.
Pertama, pohon produktif masih mengenal musim (berjangka waktu panjang untuk panen). Kedua, kegiatan tersebut belum terintregasi dengan kemandirian ekonomi yang lain, budidaya lebah untuk menghasilkan madu yang memiliki beragam khasiat bagi kesehatan dan kecantikan.
"Ketiga, saya pribadi selalu membayangkan membeli bibit pohon dari kader Ansor atau Banser.Karena dulu belum terwujud, maka kedepan akan kami wujudkan. Setelah merampungkan satu gerakan ekonomi budidaya lebah. Satu gerakan ekonomi lagi ialah usaha pembibitan pohon. Insyaallah selangkah lagi segera bisa diwujudkan," ujarnya.
Kontributor: Nur Ahmad
Editor: Aryudi AR