Situasi di Jember Memanas, GP Ansor Sosialisasikan Politik Santun
Selasa, 22 September 2020 | 16:00 WIB
Jember, NU Online
Tensi politik di Jember, Jawa Timur semakin tinggi. Keterlibatan tiga warga NU yang maju sebagai bakal calon Wakil Bupati Jember, menambah ketat persaingan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Bukan sekadar persaingan, tapi gesekan seringkali tak bisa dihindari di kalangan simpul-simpul NU lantaran berbeda afiliasi politiknya.
"Oleh karena itu, imbauan dari para kiai kharismatik dan tokoh-tokoh NU berpengaruh penting dilakukan terus-menerus," ucap Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kencong, Jember, Agus Nur Yasin kepada NU Online di Kencong, Selasa (22/9).
Menurut Agus, dalam Pilkada kali ini, kesabaran warga NU Jember benar-benar diuji. Sebab, masing-masing bakal calon wakil bupati akan berusaha kuat untuk meraih simpati massa. Massa pun terpolarisasi dalam kotak-kotak dukungan yang beragam. "Berbeda pilihan politik, silakan, tidak apa-apa. Yang penting jaga kerukunan," ungkapnya.
Lestarikan kerukunan, jaga persaudaraan
Ia menekankan pentingnya kerukunan harus tetap dilestarikan, lebih-lebih dalam menyongsong Pilkada 2020. Dikatakannya, Pilkada adalah pesta demokrasi yang seharusnya disambut dengan suka cita dan persaudaraan yang tinggi. Sebab, cita-cita dan keinginan masing-masing calon pemimpin sama, yakni untuk memakmurkan rakyatnya meski caranya beda.
"Rugi kita bermusuhan dengan orang lain karena Pilkada, wong semua calon yang kita dukung punya tujuan mulia, untuk memakmurkan Jember," paparnya.
Agus mengaku akan terus bergerak, turun ke ranting-ranting Ansor untuk sosialisasi tentang pentingnya mensukseskan Pilkada dan menjaga persaudaraan. Katanya, Pilkada sangat penting karena mengagendakan memilih pemimpin. Tentu, yang diharapkan adalah pemimpin yang amanah dan dapat mengentas kemiskinan dan persoalan sosial lainnya.
"Insyaallah ke depan saya terus sosialiasi. Ahad (20/9) kemaren kami juga sosialisasi bersama KPUD Jember," paparnya.
Kedepenkan politik santun
Sementara itu, Wakil Sekretaris PCNU Jember, Gus Tanthowi Jauhari menegaskan, berpolitik bagi warga NU bukan hal yang tabu. Sebab, salah satu latar belakang pendirian NU adalah politik, bahkan NU sendiri pernah menjadi partai politik.
"Itu (NU berpolitik) adalah fakta sejarah," jelasnya.
Walaupun demikian, seandainya warga NU terjun dalam dunia politik praktis, tentu wajib menjaga rambu-rambu yang diterbitkan NU. NU tidak melarang warganya berpolitik asalkan memenuhi aturan yang ada. Di antaranya adalah tetap menjaga kerukunan, tidak saling menjelekkan.
"Istilahnya kita berpolitik santun. Politik santun harus dikedepankan, dengan begitu maka kerukunan tak akan terusik," pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Kendi Setiawan