Bogor, NU Online
Sebagai salah satu ikhtiar dalam menyukseskan Musyawarah Nasional ke-2 Keluarga Mahasiswa NU (KMNU), KMNU IPB mengadakan ziarah ke beberapa makam wali dan ulama di Pulau Jawa.
Ahad pagi (17/01) merupakan hari pertama dari rangkaian ziarah yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut ini. Jama’ah KMNU IPB berangkat dari Bogor untuk bertolak ke makam KH Idham Kholid, salah seorang masayikh dan juga palawan nasional yang dimakamkan di Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selepas itu, para jamaah menuju pesarean Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati) yang di makamkan di Kab. Cirebon, kemudian ziarah berlanjut ke makam Mbah Soleh Darat sekaligus beristirahat sejenak di Masjid Mbah Sholeh.
Esok harinya, rombongan melanjutkan ziarah ke Demak antara lain makam Habib Abdullah Ba’alawi (Sayung), KH Abdul Mudzakkir (Tambaksari).
Selanjutnya rombongan bergerak ke kasepuan kerajaan Demak, yaitu makam Raden Abdul Fattah Al Akbar (Sultan Demak I), Raden Patiunus (Pangeran Sabranglor, Raja Demak II), Sultan Trenggono (Raja Demak III), Sayyid Fadhal Ali Murthazha (Raja Pandita/Raden Santri) kemudian Raden Mas Syahid (Sunan Kalijogo) dan Raden Arya Penangsang (Murid Sunan Kalijogo). Perjalanan berlanjut menuju ke Menara Kudus ke makam Ja’far Sidiq (Sunan Kudus), kemudian Mbah Asnawi, dan Syeikh Abdul Basir (Sunan Kedu, Kudus). Kemudian beralih ke Gunung Muria ke makam Raden Umar Said (Sunan Muria) kemudian langsung menuju Pati ke makam Mbah Mutamakkin dan Mbah Sahal Mahfudz. Lanjut dari Pati langsung menuju makam Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Syeikh Maulana Ibrahim Asmoro Qondi (Ayah Sunan Ampel, Tuban).
Hari terakhir dari rangkaian ziarah wali dan ulama ini dilalui para jama’ah dengan mengunjungi makam Raden Qosim (Sunan Drajad), Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Raden Paku (Sunan Giri), dan Raden Rahmat (Sunan Ampel). Dilanjutkan ke Jombang, jamaah mengunjungi makam Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari (Tebuireng), KH Abdul Wahab Hasbullah (Tambakberas), dan KH Abdul Hamid bin Chasbullah Said (Tambakberas).
Meski memakan banyak waktu dan cukup melelahkan, para jamaah tetap bersemangat karena manfaat dari kegiatan ini bukan hanya mendapatkan keberkahan, tapi ziarah juga merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan keinginan seseorang akan kajian-kajian sejarah.
“Ziarah ke makam-makam ulama tidak ada ruginya meskipun jarak yang membuat waktu menjadi singkat. Manfaat dari ziarah ini tidak tidak bisa dibandingkan dengan kegiatan lain,” terang Ridwan, mahasiswa Agronomi dan Hortikultura IPB yang menjadi ketua rombongan ziarah.
“Manfaat yang diperoleh bukan hanya lahiriyah tapi juga bathiniyah” lanjutnya. Secara tersirat Ridwan mengingatkan juga bahwa jangan pernah melupakan jasa dan perjuangan para wali dan ulama di tanah Jawa bahkan di Nusantara ini yang dulunya bukan pemeluk agama Islam sampai sekarang menjadi salah satu negara dengan mayoritas penduduknya muslim.
“Saya juga berharap berkah yang di dapat dari para wali dan ulama’ ini bisa ikut menyukseskan Munas ke-2 KMNU,” tandasnya.
Munas ke-2 KMNU Nasional yang digelar di Bandung diharapkan dapat terlaksana dengan lancar sesuai tujuan yang diinginkan dan mendapatkan berkah dari para wali dan ulama. Karena tujuan KMNU, tidak lain dan tidak bukan, adalah melanjutkan risalah wali dan ulama untuk tetap berdakwah di jalan Allah SWT dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam lingkup kampus dan masyarakat sekitarnya. Red: Mukafi NIam