Daerah

Tenaga Kesehatan Berlimpah, Rektor Unusa Ingatkan Bonus Demografi

Kamis, 19 September 2019 | 16:15 WIB

Tenaga Kesehatan Berlimpah, Rektor Unusa Ingatkan Bonus Demografi

Pelantikan dan pengambil sumpah tenaga kesehatan Unusa di Dyandra Convention Hall, Surabaya. (Foto: NU Online/Humas Unusa) 

Surabaya, NU Online
Jumlah tenaga ahli kesehatan di Indonesia terus meningkat, seiring dengan tingginya kebutuhan tenaga bidang kesehatan. Sayangnya, kondisi tersebut tidak diimbangi dengan penyebaran yang merata hingga ke pelosok desa. 
 
“Jawa Timur masih kekurangan tenaga kesehatan khususnya perawat. Di satu sisi mayoritas sumber daya manusia perawat masih keberatan jika ditaruh di daerah,” kata Misutarno, Sekretaris Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Kamis (19/9).  
 
Hal tersebut disampaikannya di sela pelantikan dan pengambil sumpah tenaga kesehatan lulusan 6 prgram studi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di Dyandra Convention Hall, Surabaya. 
 
Misutarno menilai kondisi tersebut perlu campur tangan pemerintah dalam penataan bidang kesehatan. Harapannya  bisa menunjang pelayanan kesehatan merata ke seluruh pelosok Indonesia.
 
“Saat ini jumlah bidan di Jatim tercatat baru 30.000 orang. Tenaga bidan akan selalu dibutuhkan, terutama untuk kawasan di pedesaan,” kata Endang Sri Resmiati dari perwakilan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jatim. 
 
Hal yang sama diungkapkan Agus Sri Wardoyo dari perwakilan Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau Persagi Jatim. Tenaga kesehatan, termasuk ahli gizi sebagian besar ada di kota besar. Tercatat total Puskesmas yang memiliki ahli gizi baru 54 persen saja. 
 
“Masalah gizi di Jatim cukup tinggi, terutama persoalan stunting. Oleh karenanya tenaga ahli gizi perlu disebar ke desa-desa. Dengan program pendampingan para ahli gizi, diharapkan dapat membantu pemerataan dan perbaikan gizi terutama persolan stunting di Jatim ini,” katanya. 
 
Karenanya, Agus berharap adanya tenaga ahli gizi lulusan Unusa yang telah dilantik, bisa segera memenuhi kebutuhan ahli gizi di masyarakat. 
 
Respons Rektor Unusa
Menanggapi kondisi tersebut, Rektor Unusa Achmad Jazidie mengingatkan adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini harus dikelola sebaik-baiknya. 
 
“Kami mengingatkan kembali kepada lulusan tenaga kesehatan. Ke depan, peran tenaga kesehatan di republik ini semakin penting,” katanya. 
 
Pasalnya, bonus demografi atau demographic dividen dimana rasio angkatan kerja terhadap keseluruhan penduduk Indonesia yang  begitu besar, saat itu akan benar-benar dirasakan manfaatnya kalau sektor kesehatan dan pendidikan digarap semaksimal mungkin dan sebaik-baiknya.
 
Jazidie menekankan pentingnya peran tenaga kesehatan. Hal ini harus disadari agar angkatan kerja yang benar-benar melimpah menjadi dividen atau bonus bagi republik ini. 
 
“Sebaliknya jika  angkatan kerja yang melimpah dengan tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan yang tidak tergarap dengan baik, justru akan menjadi bencana demografi,” ungkapnya. 
 
Menurutnya, sudah tiba saatnya tenaga kesehatan memaksimalkan dan mengoptimalkan angkatan kerja yang melimpah.
 
“Dalam kurun waktu sekarang hingga 2030 atau sampai 2040 menjadi semakin penting,” tandasnya. 
 
Demi peningkatan profesionalitas, setelah pengambilan sumpah tenaga kesehatan harus melalui uji kompetensi. Di sinilah peran organisasi profesi dalam mendampingi tenaga kesehatan.
 
“Pengukuhan pengambilan sumpah dan pelantikan ini, meneguhkan profesionalitas dan etika moral tenaga kesehatan dalam mengabdikan dirinya sesuai dengan bidangnya masing-masing,” tuturnya. 
 
Dirinya selalu menekankan kepada lulusan agar jangan pernah berhenti belajar. “Membiasakan diri bekerja dalam sebuah tim, serta  pentingnya kemampuan berkomunikasi atau communication skill,” pungkas Rektor Unusa. 
 
Lulusan tenaga kesehatan yang mengikuti pelantikan dan pengambilan sumpah sebanyak 454 orang dari enam prodi. Yakni, terdiri dari 124 lulusan prodi Ners, 104 lulusan D3 perawat, 99 lulusan D3 bidan, 36 lulusan kesehatan masyarakat, 33 lulusan ahli gizi dan 58 lulusan analis kesehatan.  
 
 
Editor: Ibnu Nawawi
Peran tenaga kesehatan sangat penting. Hal ini harus disadari agar angkatan kerja yang benar-benar melimpah menjadi dividen atau bonus bagi republik ini. 
Pelantikan dan pengambil sumpah tenaga kesehatan Unusa di Dyandra Convention Hall, Surabaya. (Foto: NU Online/Humas Unusa)