Terus Bantu Warga, 608 Ribu Liter Air Bersih Disalurkan LAZISNU Cilacap dalam 21 Tahap
Rabu, 20 September 2023 | 11:45 WIB
Bantuan air bersih NU Care-LAZISNU Cilacap menyapa warga terdampak kekeringan (Foto: LAZISNU Cilacap)
Cilacap, NU Online
Hingga Rabu (20/9/2023) ini, NU Care-LAZISNU Cilacap Jawa Tengah telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 21 tahap, dengan 608 ribu liter air bersih yang disalurkan untuk membantu warga terdampak kekeringan. Bantuan air bersih ini menyasar beberapa kecamatan di Cilacap, seperti Kawunganten, Jeruklegi, Gandrungmangu, Patimuan, dan Bantarsari.
Direktur NU Care-LAZISNU Cilacap, Ahmad Fauzi mengatakan, sebelumnya dalam 19 tahap, bantuan air bersih adalah sebanyak 576 ribu liter berdasarkan penyaluran hingga Rabu (13/9/2023).
Dia merinci, bantuan air bersih dari NU Care-LAZISNU Cilacap pada tahap 20-21 yakni hari Kamis-Senin, 14-18 September 2023 sebagai berikut:
- Kamis (14/9/2023), pukul 13.00 WIB -14.00 WIB yang bertempat di Dusun Cikerang, RT 03/RW 10, Desa Bantarsari, Kecamatan Bantarsari, air bersih yang disalurkan sejumlah 8 ribu liter, dengan jumlah penerima manfaat 40 KK
- Kamis (14/9/2023) pukul 14.00 WIB s.d. 15.00 WIB yang bertempat di Dusun Cikerang, RT 07/RW 11, Desa Bantarsari, Kecamatan Bantarsari, air bersih yang disalurkan sejumlah 8 ribu liter, dengan jumlah penerima manfaat 48 KK
- Senin (18/9/2023), pukul 09.00 WIB-10.00 WIB yang bertempat di Dusun Rawasari, RT 06/RW 06, Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari, air bersih yang disalurkan sejumlah 8 ribu liter, dengan jumlah penerima manfaat 40 KK
- Senin (18/9/2023) pukul 14.00 WIB-15.00 WIB yang bertempat di Dusun Tambaksari, RT 04/RW 08, Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, air bersih yang disalurkan sejumlah 8 ribu liter, dengan jumlah penerima manfaat 80 KK.
Fauzi menyatakan bahwa sebagian sumber dana penyaluran air bersih berasal dari sinergi dengan beberapa pihak. "Sebagian lagi berasal dari dana NU Care-LAZISNU Cilacap," terangnya.
Ia juga menyebut, NU Care LAZISNU Cilacap selalu terbuka dalam sinergi dari berbagai pihak. "Kita selalu berharap sinergi dengan berbagai pihak, agar kita bisa menghadapi dan melalui bencana kekeringan ini dengan mudah," ujarnya.
Sementara itu kekeringan diperkirakan terjadi hingga Januari 2024. Kekeringan diakibatkan kemarau parah sebagai dampak fenomena El Nino yaitu pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian Tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik Tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.