Tetap Nyantri Selama Kuliah, Nur Hamidah Sabet Sejumlah Prestasi Akademik
Jumat, 22 Oktober 2021 | 09:00 WIB
Jakarta, NU Online
Berbeda dengan aktivitas saat duduk di bangku aliyah, memasuki dunia perkuliahan acap kali dianggap memiliki beban lebih berat. Hal tersebut yang membuat pesantren dan universitas seolah menjadi dua pilihan yang memerlukan pertimbangan lebih apabila ingin disandingkan.
Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat santri asal Brebes, Jawa Tengah, Nur Hamidah. Perempuan yang semasa kuliah di UIN Sunan Gunung Djati (SGD) nyantri di Pesantren Zuhrotul Azhar Sukamiskin, Bandung ini membuktikan bahwa nyantri di saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi bukanlah penghalang untuk tetap berprestasi dalam bidang akademik.
Alih-alih keteteran, ia mengaku jika hal tersebut justru memunculkan keseruan tersendiri. Mengikuti perlombaan di tengah kesibukannya nyantri dan kuliah, ia memaknainya sebagai ajang mengeruk pengalaman di luar kelas.
“Bisa ketemu sama mahasiswa seluruh Indonesia, yang dikejar itu kayak prosesnya gitu. Seru, mulai dari penelitian ke lapangannya juga survei dan wawancara ke masyarakatnya. Piala sama duit mah, tambahan ya, kan,” kelakar Hamidah kepada NU Online, Jumat (22/10/2021).
Isu terkait sulitnya manajemen waktu bukanlah masalah tanpa solusi. Hamidah yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 ini menuturkan, selama berpegang pada komitmen untuk maksimal dalam menjalani keduanya, semua akan terasa mudah.
“Bagi waktu, bikin target dan to-do list. Kalau dulu targetnya 1 tahun 1 juz, ini 1 semester 1 piala. Terus ada managing timenya. Pagi-siang kuliah, siang-sore praktikum, sore-petang ngajar, malam mengaji. Sabtu-Minggu dipakai untuk ikut kegiatan organisasi, komunitas, sosial, atau projek lomba supaya targetnya tercapai,” bebernya.
Hamidah atau yang akrab disapa Izun ini, diketahui memeroleh sederet penghargaan di bidang akademik dari beberapa perlombaan. Terhitung sejak 2016, ia sudah mengantongi 12 jenis penghargaan.
Di tahun 2016, Izun berhasil peroleh juara satu dalam Acoustic Competition of Biosfair Biology Education, juara satu Essay Competition by Geos Gadjah Mada University sekaligus menjadi pemapar presentasi terbaik pada lomba tersebut, serta menjadi Penulis Karya Terbaik KARISMA Institut Teknologi Bandung.
Di tahun keduanya berkuliah yakni 2017, ia kembali mendapatkan juara satu di National Essay Competition by Public Administration Major di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan menjadi penerima beasiswa Academic Achievement Improvement by Ministry of Higher Education.
Salah satu penerima penghargaan Mahasiswa Terbaik UIN SGD tersebut kembali mendapatkan juara satu dalam Penulisan Karya Ilmiah di IAIN Syekh Nur Djati Cirebon 2018, juara satu Penulisan Esai oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, juara dua Penulisan Esai oleh Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Bogor, menjadi penerima Beasiswa Rektor UIN SGD untuk mahasiswa terbaik, serta juara tiga di Social Scientific Writing (Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset) PIONIR IX oleh Kementerian Agama (Kemenag) di Malang, 2019 lalu.
Teranyar, santri berprestasi ini berhasil lolos menjadi penerima beasiswa bergengsi, beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) guna melanjutkan pendidikan pascasarjananya.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad