Rais Syuriyah PBNU KH Abdullah Kafabihi Mahrus pada Istigotsah Kubro di alun-alun Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat. Sabtu (9/11).
Subang, NU Online
Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa salah satu misi utama yang diemban Rasulullah SAW di muka bumi ini adalah menyempurnakan akhlak. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, posisi akhlak lebih tinggi daripada ilmu.
Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Abdullah Kafabihi Mahrus mengatakan, ada tiga hal yang bisa dilakukan seseorang agar bisa memiliki akhlak yang mulia. Pertama, didapat dengan bit tab`i wal fitrah yakni fitrah atau karakter yang merupakan pemberian atau anugerah dari Allah SWT. Ini didasari atas sebuah hadits yang menjelaskan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih.
"Sebelum Islam datang, masyarakat Jahiliyah punya perilaku di luar batas, kemudian Islam datang menghargai dan menghormati orang lain. Islam datang membawa akhlakul karimah,"ungkap Rais Syuriyah PBNU itu pada Istigotsah Kubro di alun-alun Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat. Sabtu (9/11).
Ditambahkannya, manusia bisa dinilai dari akhlak dan moralnya. Walaupun ada orang yang mempunyai ilmu tinggi, jabatan tinggi, keturunan bagus, kekayaan banyak, atau punya rupa yang cantik, namun jika ia tidak punya akhlakul karimah maka dia tidak akan terhormat, bahkan sulit diterima di tengah-tengah masyarakat.
Dengan demikian, tambahnya, pembentukan karakter anak menjadi baik atau buruk di antaranya tergantung pengaruh dari kedua orangtua. Jika orangtua ingin punya anak yang baik, maka dia harus memberikan pendidikan yang baik dengan semisal memondokkan anaknya di pesantren.
Kedua, lanjut putera KH Mahrus Ali itu, akhlakul karimah didapat dengan cara membiasakan diri dan memaksakan diri. Caranya adalah terus berusaha untuk selalu ber-akhlakul karimah sebagaimana sudah dicontohkan oleh Rasulullah seperti tawadlu, lemah lembut, sabar, berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk, dan lain sebagainya.
"Ketiga, akhlakul karimah didapat dengan cara belajar, dengan cara mondok di pesantren. Orang kalau ingin baik harus dengan pesantren. Kita akan sulit berharap anak-anak kita baik tanpa lewat pesantren karena pesantren punya lingkungan baik," tegasnya sambil mengutip Al-Quran surat Attaubah ayat 119.
Dalam kesempatan itu ia juga menyatakan bahwa orangtua yang memondokkan anaknya di pesantren memiliki peluang besar untuk mendapatkan keberkahan hidup, rezeki yang barakah dan dimudahkan oleh Allah. Yang juga perlu diingat, mereka juga akan mendapatkan balasan pahala dari Allah.
Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Muhammad Faizin