Tangkap layar Gus H Ahmad Kafabihi dari Pesantren Lirboyo Kediri saat halal bihalal Forum Silaturrahim Ikatan Alumni Banat NU (Forsikabanu), Ahad (15/5/2022).
Kudus, NU Online
Gus H Ahmad Kafabihi Mahrus mengatakan bahwa dalam memilih idola, hendaknya umat Muslim jangan sampai salah dalam memilih. Hal ini ia sampaikan dalam acara halal bihalal Forum Silaturrahim Ikatan Alumni Banat NU (Forsikabanu) Kudus yang berlangsung di Gedung JHK Kudus pada Ahad (15/5/2022).
Penegasan ini cukup beralasan, sebab dikatakan bahwa seseorang nantinya akan dikumpulkan bersama dengan orang yang dicintainya atau diidolakan di akhirat, yang mana hal semacam ini merupakan salah satu keistimewaan bagi umat Muslim.
"Salah satu keistimewaan orang muslim, hanya karena modal cinta, seseorang akan dikumpulkan dengan yang mereka cintai. 'Al-mar`u ma’a man ahabb' seseorang akan dikumpulkan dengan orang yang ia cintai," jelasnya.
Untuk itu, dirinya mengajak kepada para hadirin untuk lebih mengidoalakan para alim-ulama daripada mengidolakan artis.
"Kalau Anda Sukanya pada artis, tidak suka kepada bu nyai, kiai, habaib, nanti di akhirat bakalan dikumpulkan dengan artis. Nah, itu PR bagi kita semua. Intinya jangan salah suka pada orang lain, jangan salah mengidolakan seseorang," tegasnya.
"Kalau bisa kita menyukai ulama. Kenapa demikian? Supaya nanti di akhirat kita bisa dikumpulkan dengan para ulama," imbuhnya.
Putra dari KH Abdullah Kafabihi Mahrus ini melanjutkan penyampaiannya dengan menyebutkan bahwa salah satu keajaiban cinta, seseorang bisa mengikuti dan melakukan apa yang dilakukan oleh orang yang ia sukai.
"Gara-gara cinta, seseorang bakal melakukan apa yang disukai oleh orang yang disukai," tukasnya.
"Kata Syekh Ibnu al-Andalusi. Wa min ajiibi maa yaqo’u fil hubbi tho’atul muhib lilmahbub. Salah satu keajaiban cinta yakni mengikutinya orang yang mencintai kepada yang dicintai," lanjutnya.
Baca Juga
Teladan Literasi Damai Nabi Muhammad
Ia kemudian memberikan permisalan dengan masyarakat yang mengikuti tren atau gaya pakaian para artis di televisi. "Contoh kecilnya adalah kita tahu dan suka dengan artis tertentu, kemudian saat ke pasar tanya ke pedagang model pakaian artis yang disukai," urainya.
"Coba seandainya rasa suka kita pada ulama, pada habaib, pasti akan melakukan apa yang mereka ajarkan. Ini adalah tujuan kenapa kita kok diperintahkan untuk sering mengikuti pengajian," tambahnya.
Untuk itu, dirinya kembali menegaskan bahwa hendaknya seseorang itu lebih mencintai alim-ulama sehingga bisa mendapatkan hal-hal kebaikan, salah satu caranya adalah dengan sering mengikuti majelis-majelis pengajian.
"Itlah kenapa kita kok harus datang ke pengajian untuk mendengarkan sejarah para alim dan ulama. Dengan kita diceritakan tokoh-tokoh terdahulu, itu akan menambah rasa cinta kita kepada mereka. Semakin cinta orang tersebut, akan semakin tambah juga ketaqwaan dan kualitas iman orang tersebut," tuturnya.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Kendi Setiawan