Tradisi haul atau peringatan meninggalnya seseorang penting untuk mengingatkan manusia tentang umur yang merupakan rahasia Allah, kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, KH Syafiq Naschan.
Dalam perbicangan dengan Kontributor NU Online, Zakki Amali, di kediamannya, Kiai Syafiq mengatakan “Umur adalah rahasia Allah. Atas dasar itu seharusnya manusia sadar akan posisinya, terlebih jika akan melakukan maksiat," katanya.<>
Jangan-jangan, imbuhnya, ketika melakukan maksiat Allah mencabut nyawa. "Kondisi mati seperti itu tergolong sangat nista, karena su'ul khatimah (meninggal dalam keadaan ingkar kepada Allah)," katanya.
Pengasuh Pesantren An-Nur Jekulo Kudus, Jateng itu, mengutarakan bahwa salah satu pesan haul adalah mengajak kita untuk meneladani tokoh yang diperingati. "Apakah kita dapat wafat seperti mereka dengan keadaan khusnul khatimah (meninggal dalam keadaan taat kepada Allah) dan meninggalkan kesan baik kepada umat," terangnya.
Menyinggung mengenai dasar hukum fikih, ia menyitir Hadits berkenaan ziarah kubur. Diceritakan, Rasulullah setiap tahun menziarahi pamannya Sayidina Hamzah di bukit Uhud, juga para pejuang Islam yang telah gugur.
Bulan Muharram ini, sedikitnya ada tiga haul besar di daerah Pantura, yakni, haul Sunan Kudus Raden Dja'far Shadiq di Kudus dan Kiai Mutakkin di Pati. Sedangkan pada 15 Muharram digelar haul Sunan Muria Raden Said di lereng Gunung Muria, Kudus. (rif)