Semarang, NU Online
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimon Zubair akan mensinergikan potensi ekonomi pesantren agar produk-produk santri di Jawa Tengah mampu menciptakan peluang pasar di tengah ketatnya persaingan memperebutkan kepercayaan konsumen.
"Potensi ekonomi pesantren di Jateng besar sekali, namun jaringan pasarnya sangat terbatas sehingga sulit berkembang," kata Gus Yasin dalam Rapat Koordinasi Program Ekonomi Pesantren (Rakor Ekotren) di Ruang Rapat Gubernur Jateng, Rabu (4/3).
Menurutnya, untuk mensinergikan potensi itu Pemprov Jawa Tengah akan memfasilitasi upaya pengembangan potensi ekonomi pesantren melalui program yang berorientasi pada perluasan akses usaha.
Dari ribuan pesantren yang ada ada di Jawa Tengah lanjutnya, sebagaian telah memiliki unit-unit usaha dan produk yang sebenarnya berpotensi untuk dikembangkan lebih pesat lagi, karena jenis produksinya sangat terkait dengan pemenuhan kebutuhan santri beserta jaringannya.
Dia menambahkan, potensi ekonomi pesantren di Jateng saat ini tersebar di berbagai kawasan di Jateng dan terklaster. Misalnya, produk daur ulang sampah di Cilacap, air minum dalam kemasan di Kudus dan Tegal, sabun santri di Magelang, kaligrafi di Salatiga, jasa layanan kesehatan seperti Rumah Sakit di Pati dan Magelang dan sebagainya.
"Di antara mereka selama ini masih bergerak sendiri-sendiri dan tidak terkoneksi. Kalau ada koneksitas di antara mereka maka akan mendorong percepatan perluasan usaha, karena hampir dapat dipastikan di antara sesama pesantren saling membutuhkan," jelasnya.
"Kami ingin ada institusi yang dapat mengemban fungsi holding yang dapat menjadi jembatan untuk mempertemukan potensi pesantren di Jawa Tengah," imbuhnya.
Wagub menyampaikan, melalui institusi itulah nantinya di masa mendatang Pemprov Jateng akan lebih mudah dan efektif dalam memberikan sentuhan kepada pesantren agar dapat lebih berdaya.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jateng, Peni Rahayu mengatakan, sejumlah OPD di lingkungan Pemprov Jateng saat ini sudah menyiapkan berbagai program untuk mendukung gagasan Wagub Jateng itu.
"Akan lebih bagus dan bisa tepat sasaran, jika ada institusi yang dapat mengkolaborasikan potensi pesantren se Jateng, " ujar Rahayu.
Direktur Laboraturium Pengembangan Ekonomi Pesantren dan Masyarakat Ikatan Keluarga Alumni (IKA) GP Ansor Nur Syamsudin mengatakan, sebenarnya untuk menguatkan jaringan pasar, pesantren tidak perlu masuk ke lingkaran persaingan bebas di pasaran.
"Tetapi bisa menciptakan pangsa pasar sendiri dengan cara di antara sesama pesantren saling membuka diri sehingga mengetahui masing-masing kebutuhannya. Itu bisa dilakukan jika ada lembaga yang mempertemukannya, menurut kami holding pesantren pilihannya," tuturnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz