Internasional

13 Ribu Jamaah Belum Terima Smart Card, Periksa Dokumen Manual Akan Jadi Alternatif

Jumat, 14 Juni 2024 | 09:00 WIB

13 Ribu Jamaah Belum Terima Smart Card, Periksa Dokumen Manual Akan Jadi Alternatif

Jamaah haji Indonesia sedang mengikuti simulasi ibadah puncak haji di Armuzna. (Foto: MCH 2024).

Makkah, NU Online

 

Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas memastikan seluruh jamaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah pada saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Namun, masih ada sekitar 13 ribu jamaah belum mendapatkan kartu pintar atau smart card, hingga Rabu (12/6/2024).

 


Menag Yaqut tak terima apabila ada jamaah haji Indonesia yang tidak mendapatkan smart card sehingga terkendala untuk bisa mengikuti ibadah pada puncak haji. Sebab jamaah haji yang belum mendapatkan smart card terancam tak bisa wukuf di Arafah.


Ia menyatakan bahwa Kementerian Agama akan terus mengejar pihak Masyariq yang bertanggung jawab terhadap smart card.


"Kita juga akan cek ke jamaah, bisa jadi ada yang tercecer dan ketinggalan, itu harus diganti karena sangat berisiko,” katanya Gus Yaqut usai rapat koordinasi dengan tim Pengawas Haji DPR RI, di Jarwal, Kota Makkah, pada Rabu (12/6/2024).


Periksa dokumen manual

Menag Yaqut memberikan jalan tengah. Ia mengatakan, apabila sampai hari H penyelenggaraan puncak haji di Armuzna jamaah belum juga mendapat smart card, maka pemeriksaan dokumen secara manual akan dijadikan sebagai jalan alternatif.


“Skema manual akan menjadi back up. Arab Saudi sangat terbuka, komunikasi lancar, telepon pasti diangkat dan WA dibalas menteri haji,” ujarnya.


Sementara itu, Wakil Ketua DPR Lodewijk Paulus menyatakan bahwa pihaknya menyerahkan prosesi saat puncak haji di Armuzna nanti kepada Kemenag.


“Kami dari Timwas DPR menyerahkan kepada Kemenag untuk bagaimana prosesi di Armuzna agar bisa berjalan, kita serahkan kepada beliau (Menag Yaqut). karena jika tak berjalan sesuai yang direncanakan tentu akan berdampak pada kami-kami dan jamaah,” ujarnya.


Mengenai smart card yang belum diterima seluruh jamaah, Lodewijk pun menyerahkan pada Menag.


“Kami sudah dengar sejauh mana rencana darurat mengatasinya, sudah kami dengar langkah-langkahnya,” kata Lodewijk.