251 Hari Agresi di Gaza: Israel Makin Intensifkan Serangan, Anak-anak Palestina Jadi Korban
Jumat, 14 Juni 2024 | 13:00 WIB
Jakarta, NU Online
Puluhan warga sipil Palestina kembali menjadi korban tewas dan terluka akibat serangan brutal oleh pasukan pendudukan Israel yang memasuki hari ke-251.
Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan serangkaian ledakan dan tembakan keras dari tank-tank Israel di wilayah barat kota Rafah, yang bertepatan dengan pengeboman oleh pesawat tempur Apache dan kapal perang Israel.
Ledakan itu menghancurkan seluruh bangunan tempat tinggal di wilayah tersebut. Tim medis di lapangan menemukan tiga jenazah dan beberapa korban luka, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak di sebuah rumah milik keluarga Al-Louh di kamp Nuseirat, Gaza tengah.
“Tim medis menemukan tiga jenazah orang yang terbunuh dan sejumlah orang terluka," demikian laporan WAFA, pada Kamis (13/6/2024).
Artileri Israel juga menembakkan peluru ke rumah-rumah warga di barat laut kamp Nuseirat dan daerah Al-Mughraqa di Jalur Gaza tengah. Selain itu, drone militer Israel jenis quadcopter menargetkan rumah-rumah warga di lingkungan Al-Shuja'iya dan Al-Zaytoun di Kota Gaza.
Kendaraan pendudukan Israel yang ditempatkan di poros Netzarim dilaporkan menembakkan roket ke lingkungan Al-Zaytoun, Al-Sabra, Tal Al-Hawa, dan Sheikh Ejlin di Kota Gaza. Serangan Israel itu mengakibatkan kerusakan parah di area tersebut.
Serangan rudal dan artileri terus meneror daerah-daerah pinggiran tenggara lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, dengan kendaraan militer Israel menerobos masuk ke area tersebut.
Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), jumlah korban tewas Palestina telah mencapai angka lebih 37 ribu jiwa dengan lebih dari 90 ribu korban luka-luka.
Militer Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 37.746 warga Palestina. PCBS mencatat bahwa 37.202 korban jiwa berada di Jalur Gaza, sementara 544 korban jiwa terdapat di Tepi Barat. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, melaporkan kondisi krisis kesehatan dan kelaparan yang melanda sebagian besar penduduk Gaza, Palestina.
Tedros mengungkapkan bahwa penduduk Gaza kini menghadapi bencana kelaparan dan kondisi seperti kelaparan yang semakin memburuk.
Tedros menjelaskan, meskipun ada laporan mengenai peningkatan pengiriman makanan, belum ada bukti bahwa bantuan tersebut mencapai mereka yang paling membutuhkan dalam jumlah dan kualitas yang memadai. WHO dan mitra-mitranya telah berusaha meningkatkan layanan nutrisi, namun tantangan yang ada masih sangat besar.
"Lebih dari 8.000 anak di bawah usia 5 tahun telah didiagnosis dan dirawat karena kekurangan gizi akut, termasuk 1.600 anak dengan gizi buruk akut yang parah. Namun, karena ketidakamanan dan kurangnya akses, hanya dua pusat stabilisasi untuk pasien gizi buruk yang dapat beroperasi," jelas Tedros.
Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan adanya risiko bencana lingkungan dan kesehatan yang serius di Jalur Gaza, Palestina akibat akumulasi sampah dan kondisi kehidupan yang memburuk.
UNRWA menyatakan bahwa per Sabtu 9 Juni 2024, lebih dari 330.000 ton sampah telah terakumulasi di atau dekat kawasan berpenduduk di seluruh Gaza. Tumpukan sampah ini menimbulkan ancaman besar bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat.
"Akses kemanusiaan tanpa hambatan dan gencatan senjata segera sangat penting untuk memulihkan kondisi kehidupan yang manusiawi di Gaza," kata UNRWA dalam pernyataannya.
Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.