Beasiswa PCINU Belanda Ditutup, 2 Peserta Terbaik Dapat Golden Ticket
Senin, 18 Juli 2022 | 16:00 WIB
Jakarta, NU Online
Program Beasiswa Kursus IELTS dan Mentoring Beasiswa (Lestari) 2022 yang terlaksana atas kerja sama PCINU Belanda, Nuffic Neso-NL Alumni Network Indonesia, Santri Mengglobal dan sejumlah kampus Indonesia resmi ditutup. Pada program Lestari batch 1 tahun 2022, panitia menerima lebih dari 387 pendaftar yang berasal dari berbagai penjuru negeri, mulai Papua Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Kalimantan Timur dan Barat, Sumatera Selatan hingga Aceh.
Dari seluruh pendaftar, panitia memilih 48 peserta yang dipilih berdasarkan beberapa aspek, seperti gender balance, usia peserta, hingga aspek pemerataan dan keterwakilan geografis untuk bisa menjangkau peserta yang berada di wilayah pelosok Indonesia (remote area).
Selanjutnya, 48 peserta terpilih ini akan mendapatkan pendampingan belajar IELTS (International English Language Testing System) secara intensif selama 2,5 bulan oleh 7 orang mentor yang hampir semuanya merupakan alumni dari perguruan tinggi di Belanda. Program dimulai dengan pre-test dan diakhiri dengan IELTS Simulation test bersama Edupac Kaplan dan mentoring mendapatkan beasiswa studi di luar negeri.
Windy Az-Zahra, mentor sekaligus tim penggagas program Lestari mengumumkan 2 peserta terbaik yang berhak atas 2 golden ticket untuk mengikuti tes resmi IELTS (official test), mereka adalah Yunida Varadyna dari Pesantren Al Hikam Depok, Jawa Barat, dan Muhammad Nurul Asa dari Universitas Nahdlatul Ulama Pontianak.
“Peraih golden ticket yang juga merupakan peserta terbaik ini masing-masing berhak mendapatkan voucher sebesar 3 juta rupiah untuk membiayai tes resmi IELTS di tempat dan waktu yang mereka inginkan,” ungkap Windy sebagaimana keterangan yang diterima NU Online, Senin (18/7/2022).
Dosen IPB University yang juga alumnus Wageningen University and Research Belanda ini mengungkapkan, kriteria peserta terbaik ini diambil dari kehadiran mereka, progres kemajuan yang dilihat dari nilai pre-test dan post-test, tes harian dan catatan penilaian dari seluruh mentor dan fasilitator.
Sementara itu, ketua panitia sekaligus perwakilan dari PCINU Belanda, Mustaghfirin, M.Si, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu, dan berharap kegiatan ini akan terus berlanjut ke depan.
“Kegiatan ini semestinya bisa dilanjutkan oleh PCINU Belanda maupun oleh PBNU,” imbuhnya.
Ditambahkan, kegiatan atau program Lestari ini memiliki modul pelatihan dan portofolio yang jelas dan bisa diadopsi atau direplikasi untuk kegiatan serupa oleh lembaga manapun misalnya pondok pesantren.
Testimoni program beasiswa Lestari
Sejumlah peserta kegiatan penutupan ini menyampaikan testimoninya. Diantaranya Nur Inda Jazilah, mentor sekaligus alumnus Vrije University, Belanda ini merasa terkesan dengan semangat peserta dan yakin bahwa jika mereka terus berlatih tentu akan mudah untuk meningkatkan skor ILETS mereka kemudian hari dan mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan mimpinya belajar di luar negeri.
Dito Alif Pratama, Alumni Officer Nuffic Neso Indonesia, mengapresiasi terselenggaranya acara ini seraya mengungkapkan harapan agar program ini tetap ‘Lestari’ sebagai namanya sekaligus menjadi wadah efektif pengabdian dan kontribusi alumni Belanda untuk penguatan SDM di Indonesia.
Sementara itu, Citra Orwela, salah seorang peserta terpilih yang berasal dari Jakarta menyatakan bahwa mentoring beasiswa ini membantunya untuk meneguhkan habit alias kebiasaan untuk bersinggungan setiap hari dengan bahasa Inggris. Menurutnya, hal ini penting sekali mengingat skill bahasa Inggris akan cepat berkembang selama kita rutin berlatih setiap waktu.
Editor: Aiz Luthfi