Berkah HUT dan Tahun Baru, NU-Muhammadiyah Jepang Ngaji Bareng
Sabtu, 22 Agustus 2020 | 14:00 WIB
Suasana Ngaji Bareng NU-Muhammadiyah Jepang dalam layar yang dilakukan secara virtual dan tatap muka di Tokyo, Jepang. (Foto: NU Online/Huda)
Jepang, NU Online
Hadirnya tahun baru Hijriah dan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia di bulan ini, membawa berkah bagi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang dan PCI Muhammadiyah. Kedua ormas tersebut menggelar 'Ngaji Bareng' untuk pertama kalinya di Tokyo, Jepang, Jumat (21/8) malam.
Dalam sambutannya, Ketua PCINU Jepang, Miftakhul Huda menyatakan bersyukur karena semangat warga Indonesia di Jepang dalam merayakan HUT ke-75 RI cukup besar. Salah satu buktinya adalah banyak bendera merah putih berkibar bahkan hingga ke gunung fuji.
“Kita juga bersyukur bahwa pelayanan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang semakin maju dengan layanan online-nya,” ujar Huda saat memberikan sambutan.
Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah itu juga menegaskan akan terus membentuk Majelis Wakil Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (MWCINU) di sekujur negara sakura tersebut. Di samping untuk melebarkan sayap dakwah NU, juga sebagai wadah ‘berkumpul’ para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang jumlahnya mencapai ribuan.
“Alhamdulillah sudah bertambah MWCINU baru, semoga bisa bermanfaat dan memberikan pelayanan kepada umat Islam, termasuk para TKI,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua PCI Muhammadiyah, M Firdaus berharap agar NU-Muhammadiyah selalu bersinergi dan saling menunjang dalam beragam kegiatan keagamaan. Dua ormas ini katanya, adalah ormas terbesar di Indonesia.
“Karena itu, perlu digaungkan juga di dunia internasional,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Tri Purnajaya menandaskan, pihaknya sangat mengapresiasi adanya kolaborasi antara NU-Muhammadiyah. Menurut Tri, sapaan akrabnya, Indonesia merupakan negara paling toleran di dunia. Ini bisa dilihat dari tertanamnya budaya saling menghargai antarumat beragama yang ada di Indonesia.
Dikatakan, Indonesia dihuni oleh penduduk mayoritas beragama Islam, namun hari-hari besar agama-agama lain, juga diliburkan. “Natal kita libur, Nyepi kita libur, bahkan Hari Raya China pun kita libur. Itu saking tolerannya kita,” ujarnya.
Tri mengugkapkan syukur sekaligus kebanggaannya menjadi orang Indonesia. Sebab budaya toleransi di Nusantara cukup tinggi, sehingga tidak ada gejolak yang berarti meskipun latar belakang penduduknya berbeda-beda, baik agama, budaya, suku, maupun bahasanya.
“Saya mengimbau kepada masyarakat Indonesia di Jepang untuk senantiasa bersyukur. Saya juga selalu bilang ke teman-teman diplomat KBRI di Jepang bahwa kita harus bersyukur. Sebab, ada teman kita yang ditempatkan di Iraq, Afghanistan, Kabul, dan sebagainya yang negaranya tandus, bahkan ada yang di Korea Utara,” jelasnya.
Inti acara tersebut, yaitu Ngaji Bareng ‘menghadirkan’ Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur, Kiai Ma’ruf Khozin. Dalam taushiyahnya yang disampaikan secara virutal, ia berharap agar dua ormas Islam terbesar (NU dan Muhammadiyah), dapat mangawal masyarakat agar terbebas dari gerakan transnasional, radikalisme, ekstremisme, neoliberalisme, sosialisme-radikal, hingga komunisme.
“Selama NU-Muhammadiyah tetap bersama, Insyaallah Indonesia tetap utuh dan aman-aman saja,” ungkapnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Abdul Muiz