Didemo Besar-besaran, Perdana Menteri Lebanon Akhirnya Mengundurkan Diri
Rabu, 30 Oktober 2019 | 11:15 WIB
Para pengunjuk rasa di Lebanon menuntut perbaikan ekonomi negara tersebut, bahkan mendesak PM Hariri mundur. (Foto: AFP PHOTO/Patrick BAZ)
Para pengunjuk rasa menuntut perubahan dan menyelamatkan negara dari krisis ekonomi. Namun, Hariri mengaku dirinya gagal memenuhi tuntutan rakyat Lebanon sehingga mengundurkan diri.
“Selama 13 hari rakyat Lebanon telah menunggu keputusan atas solusi politik untuk mencegah pemunduran ekonomi. Dan saya telah mencoba, selama periode ini untuk menemukan jalan keluar, yang akan digunakan untuk mendengarkan suara rakyat," kata Hariri, dikutip laman Reuters, Rabu (30/10).
Ia menyerukan kepada semua pihak agar mencari solusi atas krisis yang melanda Lebanon. Karena elite politik Lebanon bertanggungjawab untuk menghidupkan kembali ekonomi negeri tersebut.
“Kepada semua mitra dalam kehidupan politik, tanggung jawab kita hari ini adalah bagaimana kita melindungi Lebanon dan menghidupkan kembali ekonominya," ucapnya.
Mundurnya Hariri dari posisi PM dinilai akan menyebabkan ketegangan politik. Hal itu akan mempersulit pembentukan pemerintahan baru untuk menyelesaikan krisis ekonomi di negara tersebut. Untuk diketahui, ini menjadi krisis terburuk di Lebanon yang pernah terjadi sejak perang saudara pada 1975-1990.
Para pengunjuk di Lebanon rasa menyambut gembira pengunduran Hariri tersebut. Mereka berkumpul di pusat Beirut setelah Hariri mengumumkan pengundurannya. Bahkan, belum ada waktu sejam dari pengumuman tersebut massa sudah membuat kerusuhan. Mereka mengaku akan terus turun ke jalan.
“Saad Hariri hanyalah permulaan, kami akan melanjutkan sampai yang lain turun,” kata seorang pengunjuk rasa yang ditayangkan di televisi lokal.
Perlu diketahui, massa mulai melakukan aksi protes antipemerintah Lebanon pada pertengahan Oktober lalu. Semula mereka turun ke jalan karena menentang rencana pemerintah yang akan mengenakan tarif penggunaan aplikasi WhatsApp. Meski pemerintah membatalkan rencana itu, namun massa terus melakukan aksi demo. Mereka menuntut Hariri melakukan perubahan dan bahkan mendesaknya mundur dari PM.
Pewarta: Muchlishon