Israel Hancurkan Pusat Tes Virus Corona Palestina, Satu Orang Terluka
Selasa, 21 Juli 2020 | 16:00 WIB
Tepi Barat, NU Online
Tentara Israel menghancurkan pos pemeriksaan keamanan Palestina yang digunakan untuk tes virus corona (Covid-19) di Tepi Barat. Pasukan keamanan Palestina membangun pos pemeriksaan tersebut di pintu masuk menuju Kota Jenin untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Berdasarkan sumber lokal, seperti diberitakan kantor berita Palestina, WAFA, Senin (20/7), tentara Israel juga melukai seorang warga Palestina selama bentrokan di kamp pengungsian kota.
Dilaporkan bahwa tentara Israel menggerebek kota dan kamp pengungsian pada pagi harinya untuk menangkap aktivis saat terjadi bentrokan dengan warga. Mereka kemudian melepaskan tembakan dan mengenai kaki seorang warga Palestina. Selain itu, mereka juga menahan dua orang dan menghancurkan pos pemeriksaan anti-virus corona, sebelum meninggalkan kota.
Pada hari yang sama, tentara Israel juga menembak dan melukai seorang pemuda Palestina berusia 17 tahun di kamp pengungsian Jalazoun—dekat Ramallah. Pemuda tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit Ramallah dengan luka pada bagian kakinya. Saat ini, dia dilaporkan dalam keadaan stabil.
Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi, selama 24 jam terakhir ada 468 kasus baru virus corona dengan tiga korban meninggal di wilayah pendudukan Palestina. Merujuk laman WAFA, hingga saat ini total kasus positif virus corona di Palestina mencapai 10.923 (2.106 orang dinyatakan sembuh dan 67 orang meninggal).
Kendati sedang ada pandemi Covid-19, otoritas Israel terus memperlakukan dengan buruk komunitas Palestina yang berada di Tepi Barat. Ini merupakan salah satu langkah mereka untuk mengusir warga Palestina dari wilayah yang didudukinya itu. Israel juga berlaku tidak baik terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur.
B’Tselem, sebuah kelompok hak asasi manusia, melaporkan bahwa Israel meningkatkan penggusuran terhadap warga Palestina pada bulan lalu. Akibatnya, 151 warga Palestina, termasuk 84 anak-anak tidak memiliki tempat tinggal.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad