Istambul, NU Online
Berbeda dengan tradisi di Indonesia, malam Lailatul Qadar di Turki diperingati pada malam 27 Ramadhan. Tahun ini malam 27 Ramadhan bertepatan dengan tanggal 1 Juli. Umat Muslim Turki secara serentak menyambut datangnya malam Lailatul Qadar. Seluruh jamaah berbondong-bondong memadati masjid di kawasan mereka masing masing.
Tradisi Kadir Gecesi juga dirayakan oleh umat Muslim di Konya. Di kota Sufi Maulana Jalaluddin Rumi ini, para jamaah setelah shalat Magrib mulai memadati halaman masjid Selimiye yang terletak di komplek makam dan museum Rumi. Perayaan Lailatul Qadar di Konya dihadiri sekitar 100 ribu jamaah. Mereka melaksanakan shalat Tarawih 20 rakaat dan shalat Witir 3 rakaat. Di luar itu ada jeda untuk mengambil atau memperbarui wudhu bagi yang batal. Ibadah selanjutnya shalat Lailatul Qadar sebanyak 4 rakaat. Pada rekaat pertama dan ketiga mereka membaca surat Al-Fatihah dan Al-Qodar. Pada rekaat kedua dan keempat mereka membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas.
Di luar komando para imam dan mufti tersebut, jamaah bebas melaksanakan shalat sunnah lainnya seperti Tahajud.
Salah satu hal unik yang bisa ditemui di Masjid Selimiye, Konya adalah diantara dua menara masjid terdapat lampu bernama mahya yang memijarkan kalimat ‘kadir gecesi bin aydan daha hayırlıdır’ (malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan). Perayaan malam Lailatul Qadar ini berlangsung hingga waktu sahur. Para jemaah setelah melakukan ibadah disediakan makan sahur oleh panitia acara. (Heri Pabriantok/Mukafi Niam)