Kunjungi PBNU, Dubes Al-Shaun Bahas Perjuangan Kemerdekaan Palestina
Senin, 5 Agustus 2024 | 15:59 WIB
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kiri) bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senin, (5/8/2024) (Foto: Suwitno/NU Online
Jakarta, NU Online
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senin, (5/8/2024) pada pukul 12.57 WIB.
Saat tiba, Al-Shun disambut langsung oleh dua Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU, Masud Saleh dan Ginanjar Sya'ban. Keduanya mengiringi Al-Shun ke ruangan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di lantai 3.
Saat jumpa pers, Al-Shun ditemani langsung oleh Gus Yahya. Ia membahas perjuangan kemerdekaan untuk Palestina.
Ia mengajak dunia internasional juga ikut menyuarakan soal tersebut. Secara khusus, Ia meminta agar Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan invasi demi ambisinya.
"Palestina meminta perhatian dunia terhadap situasi yang sedang berlangsung. Israel tidak menunjukkan perubahan atau inisiatif untuk perdamaian. Kami siap untuk perdamaian; Presiden Mahmud Abbas telah jelas menyatakannya sampai sekarang dan siap untuk bernegosiasi dengan Netanyahu untuk mengakhiri konflik ini dan perang ini," katanya.
Al-Shun meminta agar kekuasaan internasional segera mengakhiri pendudukan dan memperhatikan hak-hak rakyat Palestina yang juga manusia dan berhak untuk hidup dengan damai di Gaza.
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyebut bahwa akan membentuk sebuah platform atau rencana kerja yang besifat multilateral dengan bentuk kerja sama internasional yang melibatkan tiga atau lebih negara untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
"Kami percaya kepada sistem internasional, karena sistem internasional inilah satu-satunya yang kita punya untuk memelihara stabilitas relatif dari dinamika global saat ini," katanya.
Oleh sebab itu, Gus Yahya menyatakan bahwa penting sekali untuk mengakui pemerintah Palestina dibawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas sebagai wakil yang otoritatif bagi rakyat Palestina.
"Dan langkah-langkah politik internasional yang ditempuh di kemudian hari ini harus melibatkan pihak pemerintah negara Palestina yang ada saat ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan bahwa program PBNU dalam beberapa hari ke depan ini adalah untuk berkontribusi membantu pemerintah negara Palestina untuk mendapatkan platform tersebut.
"Dan menyampaikan suaranya kepada masyarakat Indonesia dan kepada para tokoh yang menjadi simpul pengambilan kebijakan di Indonesia ini," jelasnya.