Ankara, NU Online
Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan penghentian perang berkepanjangan di Yaman. Dengan mengutip ayat suci Al-Qur’an, Putin meminta semua pihak yang berkonflik dalam perang Yaman untuk berdamai.
"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu jadilah kalian, karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara," kata Putin seperti dikutip media Russia Today (RT), Selasa (17/9).
Putin menyampaikan hal itu setelah dirinya menghadiri pertemuan tinggi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani di Ankara, Turki, pada Senin (16/9) waktu setempat. Dilaporkan, Putin telah meminta izin kepada Erdogan dan Rouhani sebelum mengutip Surat Ali Imran ayat 103 tersebut.
Putin juga menyinggung ajaran Islam lainnya terkait tindak kekerasan hanya boleh dilakukan jika tujuannya adalah untuk membela diri.
Perang Yaman yang terjadi sejak 2015 menyebabkan ratusan ribu meninggal, membuat jutaan lainnya terusir dari rumahnya, dan menghancurkan banyak infrastruktur. Hal itu membuat Yaman mengalami krisis kemanusiaan paling parah di dunia dalam lima tahun terakhir ini.
Merujuk laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada 22,2 juta warga Yaman yang hidupnya bergantung pada bantuan dan 8,4 juta dari 29 juta warga Yaman berjuang untuk mendapatkan makanan di hari-hari berikutnya.
Perang Yaman juga menghancurkan ratusan sekolah. Menurut laporan UNESCO, ada sekitar 2.500 sekolah yang rusak dan hancur semenjak perang saudara di Yaman meletus. Akibatnya, sedikitnya dua juta anak Yaman putus sekolah.
Perang Yaman dinilai sebagai perang proxy antara dua kekuatan besar di Timur Tengah, yaitu Arab Saudi dan Iran. Sebagaimana diketahui, perang Yaman adalah perang antara pemerintah Yaman—yang didukung beberapa negara Timur Tengah pimpinan Arab Saudi—dengan kelompok Houthi yang didukung Iran.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan