Angklung dan Rebana, dua alat musik khas Indonesia yang sangat populer di tanah air ini akhir tahun kemarin mengalun di negeri China. Adalah pelajar yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok cabang Nanchang yang mengenalkan dua alat musik tersebut ke masyarakat China, khususnya di kota Nanchang ibukota Provinsi Jiangxi.<>
Penampilan Angklung disuguhkan dalam pentas budaya akhir tahun program Pascasarjana Nanchang University. Acara yang diadakan pada (30/12) tersebut bertempat di ruang Music Hall Yuyong Guan Nanchang University yang dipadati sekitar 500 penonton.
Yang menarik, para penampil Angklung tersebut adalah 16 mahasiswi asli China yang memainkan instrumen musik My Heart Will Go On dengan iringan petikan gitar oleh Farkhandika Akbar mahasiswa program bahasa Mandarin Nanchang University dan Nurwidianto selaku konduktor.
Penampilan tersebut adalah yang kedua kalinya mereka setelah sebelumnya mereka tampil dalam pentas Indonesian Food Festival pertengahan November kemarin yang diadakan PPI Tiongkok Nanchang di Nanchang University.
Alat musik Angklung yang didapat dari bantuan KBRI Beijing tersebut, diajarkan tiap akhir pekan selama dua bulan kepada puluhan mahasiswa-mahasiswi Nanchang University yang asli China di bawah bimbingan Nurwidianto, mahasiswa asal Kendal Jawa Tengah yang mengambil S2 jurusan Aplikasi Matematika Nanchang University.
“Kita sangat bangga bisa mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat China, apalagi dalam hal ini Angklung adalah bagian dari salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui Unesco, mereka sangat interest terhadap budaya Indonesia,” ujar Nurwidianto yang juga Wakil Ketua PPI Tiongkok Cabang Nanchang.
Nurwidianto yang akrab disapa Widi menambahkan, yang makin membanggakan lagi ketika penampilan usai, aplaus dan apresiasi ratusan penonton luar biasa hingga acara usai pun banyak yang meminta foto bersama dengan alat tersebut, mereka sangat penasaran karena alunan suara dari bambu itu bisa dimainkan begitu harmonis.
Rebana
Selain mengenalkan Angklung, PPI Tiongkok cabang Nanchang juga mengenalkan alat musik Terbang Rebana, mereka sudah tampil dalam empat pementasan yang berbeda selama November-Desember kemarin, mulai dari ajang Indonesian Food Festival, Foreign-Chinese Student Exchange, pentas Pertukaran Budaya Nanchang University Student Union dan terakhir adalah di pentas akhir tahun yang diselenggarakan oleh Foreign Affair Office Nanchang City Government.
Satu set alat Rebana yang dimainkan oleh 20 mahasiswa Indonesia di Nanchang University tersebut adalah bantuan dari Bupati Demak Jawa Tengah dan beberapa Tokoh di Semarang. Mereka berlatih bersama yang di koordinir oleh Nurwidianto dan membawakan lagu Obat Hati dalam versi bahasa Jawa dan Indonesia, Ya Nabi Salaam dan Hamawi Ya Mismis.
“Sebagai bagian dari program pengenalan budaya Indonesia kepada publik China oleh PPI Tiongkok Cabang Nanchang dan sepanjang yang saya tahu, Rebana ini mungkin yang pertama kali dimainkan di daratan China.” ujar Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku Wakil Ketua Umum PPI Tiongkok Pusat.
Apresiasi masyarakat China terhadap budaya Indonesia begitu tinggi, tak heran ketika berita ini ditulis, Tim Rebana mahasiswa Indonesia di Nanchang University tersebut baru saja mendapat konfirmasi undangan untuk pentas tanggal 22 Januari besok dari beberapa komunitas masyarakat kota Nanchang.
Apa yang dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia di China tersebut semakin menguatkan peran people-to-people contact antara Indonesia dengan China dan semakin menambah daftar Tapak Kaki Budaya (Foot Print) Indonesia di China.
Ahmad Syaifuddin Zuhri
Mahasiswa S2 Jurusan Hubungan Internasional Nanchang University dan Wakil Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2013-2014