Internasional

Miliki Ketua Baru, PCINU Jepang Siap Fasilitasi Mualaf Belajar Islam

Sabtu, 6 November 2021 | 06:00 WIB

Miliki Ketua Baru, PCINU Jepang Siap Fasilitasi Mualaf Belajar Islam

Ketua PCINU Jepang terpilih, Achmad Gazali, saat menyampaikan sambutan di KBRI Tokyo. (Foto: Dok PCINU Jepang)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang terpilih periode 2021-2023, Achmad Gazali, mengatakan siap memfasilitasi para mualaf untuk belajar agama Islam lebih mendalam.

 

Achmad Gazali mengatakan hal tersebut saat menyampaikan paparan terkait sembilan rencana program kerja yang akan menjadi prioritas dua tahun ke depan.


“Dengan visi bangkit, berkhidmat, dan selangkah lebih maju bersama Nahdliyin Jepang, kami turunkan lagi menjadi misi dan program kerja 9 itu,” terang Gazali kepada NU Online melalui WhatsApp, Jumat (5/11/2021).


Pada acara yang digelar di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Ketua PCINU Jepang terpilih itu mengungkapkan sembilan program kerjanya.


Pertama, menggiatkan kembali forum pengajian dan webinar isu-isu terkini sebagai media silaturahim dan pengembangan SDM, serta membuka berbagai jenis pelatihan yang bekerja sama dengan pihak internal maupun eksternal.


“Lalu yang kedua, menghimpun data Kartanu sekaligus dapat dijadikan data lapor diri WNI khususnya Nahdliyin,” tutur mahasiswa S3 di Gifu University Jepang itu.


Ketiga, lanjut dia, meningkatkan kinerja media sosial dan informasi PCINU. Keempat, melakukan kaderisasi melalui kegiatan MKNU dan madrasah kader NU dengan mendatangkan pemateri langsung dari PBNU.


“Walaupun masih dalam kondisi pandemi, namun perlahan kita dapat beradaptasi. Meski begitu, ada rencana program kerja yang belum bisa dilaksanakan, seperti MKNU karena agenda ini hanya bisa dilakukan dengan tatap muka bersama pemateri langsung,” terangnya.


Gazali menambahkan, program kerja kelima yaitu mengatur komunikasi antarmasjid, mushala, dan kelompok jamaah yang berhaluan Aswaja.


“Kemudian yang keenam, memfasilitasi para mualaf untuk belajar agama Islam lebih mendalam. Ketujuh, mengenalkan seni budaya Indonesia kepada warga Jepang,” terangnya.


Kedelapan, lanjut dia, memiliki area pemakaman muslim yang dikelola oleh PCINU Jepang. Kesembilan, perlu menguatkan dan mengatur potensi kemanfaatan ekonomi umat.


Ia mengaku, banyak kendala yang akan dialami dalam menjalankan program kerja PCINU Jepang. “Terutama lemahnya pendanaan karena minimnya sponsor dan lemahnya pengelolaan dana umat,” tandasnya.


Gazali berharap, seluruh warga nahdliyin yang ada di Jepang dapat kompak dan bersinergi agar dapat saling membantu satu sama lain dalam menghidupkan NU di negeri Sakura.


“Ini tantangan besar untuk menjaga kekompakan kita. Ini amanat bagi saya yang luar biasa. Semoga kita bisa selalu membangun kekompakan dan juga taat pada masyayikh serta ulil amri,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori​​​​​​​


Terkait