Internasional

Modus Kejahatan di Makkah yang Perlu Diwaspadai Jamaah Haji Indonesia

Jumat, 9 Juni 2023 | 20:15 WIB

Modus Kejahatan di Makkah yang Perlu Diwaspadai Jamaah Haji Indonesia

Jamaah haji tahun 2023. (Foto: MCH)

Makkah, NU Online

Kejahatan bisa terjadi di manapun, kapanpun, dan kepada siapapun. Termasuk di Kota Makkah yang merupakan Tanah Suci di mana ada Ka’bah di Masjidil Haram yang menjadi kiblat umat Islam seluruh dunia. Termasuk pada musim haji, saat jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia datang ke kota kelahiran Nabi Muhammad saw ini.


Seperti yang terjadi pada salah satu jamaah Indonesia bernama AS yang menjadi korban kejahatan saat akan pulang ke hotel dari beribadah di Masjidil Haram. Modus yang dilakukan pelaku adalah dengan menawarkan bantuan atau tumpangan untuk diantarkan ke hotel. Namun setelah itu kejahatan pun dilakukan oleh pelaku kepada AS.


Kejadian ini terjadi pada 6 Juni 2023 lalu saat AS keluar dari Masjidil Haram dan mengikuti rombongan yang bukan kelompoknya. Menjelang sampai bus, AS baru sadar jika rombongan yang diikutinya itu bukan kelompoknya. Saat dalam kondisi bingung inilah, seseorang menawari tumpangan dengan pura-pura akan diantarkan ke hotel.

 
Di tempat yang tidak diketahui, orang yang tadinya menawarkan pertolongan tersebut memaksa AS menyerahkan tas pinggang miliknya. Di dalam tas tersebut berisi handphone, uang Rp 6,6 juta, STNK, KTP, dan 1,250 riyal. Untung saja korban tidak sampai dilukai dan dibiarkan pergi. 


Terkait dengan kejadian ini, Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Harun Ar Rasyid mengatakan, pihaknya sudah mengidentifikasi modus pelaku kejahatan. Hasil identifikasi itu dijadikan bahan sosialisasi kepada jamaah baik sebelum berangkat maupun ketika tiba di tanah suci.


“Petugas sudah menyosialisasikan apa saja yang harus dihindari,” katanya kepada awak Media Center Haji, Kamis (8/6/2023) malam waktu Arab Saudi.


Dia menjelaskan, salah salah satu modus operandi pelaku kejahatan adalah mengincar jamaah yang lepas dari rombongan, lansia, dan seperti tidak tahu arah jalan pulang. Pelaku kemudian mendekat untuk pura-pura menolong dengan mengantar pulang. “Kemudian melakukan perbuatan yang tidak semestinya,” jelasnya. 


Harun mengatakan, untuk menghindari hal seperti itu, jamaah sudah diwanti-wanti sejak awal agar berangkat dan pulang dari Masjidil Haram menggunakan bus shalawat. ”Hindari menggunakan taksi atau mobil sewa. Kecuali jika mendesak,” imbuh Harun.


Selain itu, ketua rombongan dan jamaah lain agar lebih peduli terhadap jamaah lansia ketika pergi ke Masjidil Haram sehingga tidak sampai terpisah dari rombongan. “Jangan dibiarkan jamaah lansia sendirian. Khawatir dimanfaatkan oleh yang ingin mengambil keuntungan,” ucapnya.


Jamaah juga diminta untuk tidak membawa barang berharga ketika bepergian ke Masjidil Haram. Membawa uang seperlunya dan tetap mengenakan gelang untuk memudahkan identifikasi jika terpisah dari rombongan. 


Editor: Muhammad Faizin