Brussels, NU Online
Peneliti asal Indonesia, yang juga Ketua PCINU Belgia, Arief Wibowo menerima penghargaan bergengsi “King Baudouin Award” dari King Baudouin Foundation, sebuah yayasan di bawah pengawasan Ratu Belgia sebagai Honorary President di bidang kardiovaskular di Brussels, ibu kota Belgia, Rabu (28/2).
“Dokter Arief Wibowo adalah satu-satunya orang Indonesia yang mendapatkan penghargaan yang diberikan dalam rangka peringatan Rare Disease Day pada tanggal 28 Februari,” demikian Sekretaris Pertama Pensoabud KBRI Brusel, Ance Maylany kepada Antara London, Kamis, sebagaimana diberitakan antaranews.
Penelitian Arief Wibowo bertajuk Neovascularization Potential Exosomes Derived from Blood Outgrowth Endothelial Cells in Ischemic Cardiomyopathy atau Potensi Terapi Exosomes pada Pasien Gagal Jantung Ischemi merupakan spesialisasinya sejak menempuh program doktoral di departemen Penelitian Kardiovaskular di Katolieke Universite Leuven (KUL).
Penelitiannya dilakukan di dua tempat yaitu di Departemen Kardiovaskular Rumah Sakit UZ Leuven dan RS OLV Aalst. Atas penelitannya tersebut, ia memperoleh dua award, yaitu Paul Dudley White Award dari International Science Team Award America dan King Boudwijnstichting Award dari Yayasan berada di bawah Kerajaan Belgia.
Arief berharap lewat penelitiannnya, yang dilakukan sejak 1 Juli 2014, dapat membantu sebanyak mungkin orang untuk penanganan penyakit jantung yang memerlukan teknik pengobatan mutakhir.
Prestasi ini turut membuat bangga masyarakat Indonesia di Belgia. Bertempat di KBRI Brussel, diadakan acara syukuran untuk Arief, dihadiri Dubes Yuri O. Thamrin serta keluarga besar KBRI yang memberikan ucapan selamat dan menyampaikan rasa bangga atas kontribusinya bagi bidang keilmuannya dalam mengharumkan nama Indonesia di Belgia.
Atas penghargaan tersebut, King Baudouin Foundation memberikan dana sebesar 166.000 Euro per tahun selama dua tahun kepada Arief.
Menurut rencana, dana tersebut akan dipakai untuk kolaborasi penelitian lebih lanjut dengan Departemen Penelitian Jantung, Rumah Sakit Hassan Sadikin Bandung Indonesia dengan RS di Belgia tempat penelitiannya saat ini. (Red: Abdullah Alawi)