Beirut, NU Online
Ada yang berbeda di ruangan loby Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut, Lebanon pada Jumat (6/1) lalu. Berisik suara hembusan angin yang menatap jendela gedung dan dingin yang menembus jaket tebal para hadirin dipecahkan oleh lantunan shalawat dan syair Lir-ilir yang dibacakan Umar Alatas beserta penerbang shalawat Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon. Shalawat ini tentunya diiringi dengan tabuhan rebana, alat musik tradisional Indonesia.
Puluhan warga negara Indonesia dengan khusyu dan khidmat membaca tahlil yang dipimpin Ustadz H Muhammad Nadhir, Mustasyar PCINU Lebanon. Acara ini merupakan haul Gus Dur yang diadakan kepengurusan NU setempat dan didukung KBRI Beirut.
Haul ini juga berbarengan dengan pelantikan PCINU Lebanon masa khidmat 2018 hingga 2020. Prosesi pelantikan dipimpin KH Ahmad Chozin Humaidi, Duta Besar LBBP RI untuk Lebanon. Acara ini merupakan penutup dari serangkaian acara konferensi cabang pertama yang dimulai sejak bulan November.
“Jadikanlah PCINU Lebanon sebagai wadah bekumpulnya para nahdhiyin di Lebanon dan saling mengasah kemampuan masing masing,” kata KH Chozin Humaidi bagi para pengurus terpilih.
Dirinya juga mengingatkan bahwa sebagai seorang Muslim ideal haruslah menjadi sosok yang muwahhid yakni pemersatu, muaddib dalam artian pendidik, serta muharrik atau penggerak.
Ustadz H Hamid Hodir yang diamanahi sebagai Ketua PCINU terpillih mengingatkan para hadirin dengan wasiat KH Ali Maksum Krapyak. “Bahwa warga NU yang ideal seyogyanya melakukan al-amalu bi nahdlatil ulama atau mengamalkan NU dan al jihadu bi nahdlatil ulama yakni berjuang dengan NU,” ungkapnya.
Tidak lupa, Kang Hamid (sapaan akrabnya) juga mengingatkan bahwasannya siapapun yang menghidupkan NU maka akan menjadi santri Hadaratusy Syekh Hasyim Asyari.
Meskipun tidak dihadiri Ustadz Nurul Fattah selaku rais terpilih, acara tetap berjalan lancar. Bahkan, hadirin terlihat sangat bersemangat saat melantunkan lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathan. Dan juga, gubahan puisi tentang Gus Dur oleh Syarif Hidayatullah turut menambah semaraknya acara ini. (Barizi/Ibnu Nawawi)