Internasional

Perkuat Iman dan Karier, Kajian Ramadhan PMI Malaysia Beri Solusi untuk Pekerja Muslim

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:00 WIB

Perkuat Iman dan Karier, Kajian Ramadhan PMI Malaysia Beri Solusi untuk Pekerja Muslim

Kajian Ramadhan Pekerja Migran Indonesia di Malaysia, Ahad lalu. (Foto: dok. istimewa/Womester)

Sunway, NU Online

Bulan suci Ramadhan 1446 H dimanfaatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Malaysia untuk menggelar Kajian Ramadhan dan Dialog Interaktif dengan tema ‘Menjaga Keimanan dan Kualitas Kerja Selama Ramadhan’ pada Ahad lalu.


Acara diawali dengan kajian Ramadhan yang dipimpin oleh KH Moh. Romli dan KH Mas’ud dari World Moslem Studies Center (Womester) Depok, Indonesia. 

 

Dalam kesempatannya, Kiai Romli menjelaskan pentingnya menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan sambil menjaga produktivitas dan solidaritas di tempat kerja, serta menjaga kualitas ibadah meski berada di luar negeri.


“Ramadhan bukan hanya sekadar berpuasa, tetapi juga tentang bagaimana seorang Muslim dapat menjaga ibadahnya sambil tetap menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk bekerja. Allah SWT tidak melarang umat-Nya untuk bekerja di luar negeri; di mana pun dan kapan pun, bekerja diperbolehkan asalkan tetap dalam ketaatan kepada-Nya,” ujar Kiai Moh. Romli yang juga Dekan Fakultas Syariah IAI-Nasional Laa Roiba Bogor


Menurutnya, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki kualitas diri, baik dalam aspek ibadah maupun etika kerja. 


“Pekerja yang menjaga ibadahnya dengan baik akan mendapatkan berkah, yang tentu saja berdampak positif pada kinerja mereka di tempat kerja,” ujar Kiai Romli.


Dalam kesempatan yang sama, Pengurus PMI Malaysia, Herman, menjelaskan bahwa PMI memiliki peran penting dalam membantu pekerja Indonesia menghadapi berbagai tantangan di luar negeri. 


“Kegiatan seperti ini memberikan ruang bagi pekerja Indonesia di Malaysia agar dapat berbagi pengalaman dan menemukan solusi terkait persoalan keagamaan yang mereka hadapi, khususnya selama bulan Ramadhan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat mempererat silaturahmi antar sesama pekerja Indonesia di Malaysia,” ujarnya.


“Tantangan lain yang dihadapi oleh kami selama Ramadhan misalnya, waktu istirahat yang terbatas dan kondisi tempat kerja yang tidak selalu mendukung pelaksanaan ibadah, termasuk sulitnya melaksanakan salat Tarawih dan berbuka puasa tepat waktu,” tambahnya.


Sejumlah peserta yang terdiri dari puluhan pekerja Indonesia di Malaysia, tampak antusias mengikuti kajian ini. Banyak dari mereka menyampaikan bahwa tantangan terbesar selama Ramadhan adalah menyeimbangkan antara kewajiban berpuasa dan tuntutan pekerjaan yang terkadang sangat padat.


Acara ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kiai Mas’ud dengan harapan agar seluruh pekerja Indonesia di Malaysia diberikan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa serta tetap memiliki kekuatan untuk bekerja dengan penuh dedikasi.


“Semoga pekerja Indonesia di Malaysia dapat menjalani ibadah di bulan Ramadhan dengan lebih tenang dan khusuk,” tutur Mas’ud yang juga Dosen UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.


Kontributor: M. Irwan Zamroni Ali