Ribuan Muslim Turki Berdoa Agar Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid
Ahad, 3 Juni 2012 | 09:01 WIB
Istanbul, NU Online
Ribuan umat Islam di Turki melakukan doa bersama di luar museum sejarah Hagia Sophia, Sabtu (26/5), sebagai bentuk protes atas Undang Undang tahun 1934 tentang pelarangan ibadah formal di masjid dan gereja.<>
Acara doa bersama tersebut diselenggarakan Asosiasi Pemuda Anatolia. Mereka berdoa secara terpisah laki-laki dan perempuan menurut ajaran Islam.
Sebelum melakukan doa bersama, di depan museum diiringi dengan teriakan 'Allahu Akbar', mereka berorasi meminta agar Masjid Haghia Sophia kembali dibuka. Dalam aksi doa bersama tersebut, massa tidak memasuki museum yang menjadi tujuan wisata terkenal di Turki.
Ketua Asosiasi Pemuda Anatolia, Salih Turhan, mengatakan penutupan Masjid Haghia Sophia adalah penghinaan bagi umat Islam dan merupakan perlakuan buruk Barat. "Penutupan Masjid Hagia Sophia adalah sebuah penghinaan dan lambang perlakuan buruk Barat terhadap Islam," kata Turhan seperti dikutip Reuters, Ahad (3/6).
Sementara itu, Organisasi Ortodoks Dunia, The Ecumenical Patriarchate, berharap Haghia Sophia tetap menjadi museum. "Kami ingin Haghia Sophia tetap menjadi museum sejalan dengan prinsip-prinsip Republik Turki," ujar juru bicara The Ecumenical Patriarchate, Pastor Dositheos Anagnostopulos.
Menurutnya jika Haghia Sophia kembali menjadi sebuah masjid, umat Kristen tidak akan bisa berdoa di sana, dan hal tersebut akan mengundang kekacauan.
Tahun 2010, 200 umat Ortodoks Yunani-Amerika membatalkan rencana mereka untuk berdoa di Hagia Sophia setelah pemerintah Turki mengancam akan memblokir mereka masuk ke negara itu dengan alasan keamanan.
Turki memberlakukan hukum sekuler yang melarang umat Islam dan juga Kristen beribadah secara formal selama 6 abad di museum yang merupakan gereja katedral terbesar di dunia sebelum Ottoman merubahnya menjadi masjid pada abad 15. Pengubahan Haghia Sophia menjadi museum sebagai jalan tengah untuk menghindari konflik sejarah.
Redaktur : Syaifullah Amin